Denpasar (Antara Bali) - Keindahan alam dan suasana yang tenang menjadi salah satu daya tarik tersendiri bagi wisatawan Belanda yang umumnya bernostalgia dalam menikmati liburan di Pulau Dewata.
"Karunia Tuhan berupa keindahan alam yang masih alami ada di Bali menjadi daya tarik tersendiri bagi turis Belanda, baik yang berusia lanjut maupun usia muda," kata Made Suardana, Pemandu Wisata khusus turis Belanda di Bali, Minggu.
Ia mengatakan, anak-anak muda asal negeri Kincir Angin itu tetap ramai berlibur ke Bali, terutama pada musim libur pertengahan tahun, sedangkan wisatawan lanjut usia (lansia) biasanya melakukan perjalanan wisata sekitar bulan-bulan diakhir tahun.
"Turis Belanda masih ramai ke Bali, bahkan sekarang lebih banyak dari tahun-tahun sebelumnya," tutur Made Suardana yang mengaku, sering mengantar tamunya keliling Pulau Dewata, menginap di vila di kawasan tepi jurang sungai.
Kesulitan transportasi udara dari Bali ke Eropa terakhir ini tampaknya tidak mengurangi minat masyarakat Eropa, terutama asal Belanda yang berlibur ke Pulau Dewata dengan rata-rata sekali kunjungan selama dua minggu.
Ia bersama kelompok pemandu wisata lainnya hampir setiap hari mengantar tamu asal Belanda ke pelosok pedesaan untuk bisa menyaksikan keindahan alam dan adat istiadat masyarakat yang tiada duanya di dunia.(*/DWA)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012
"Karunia Tuhan berupa keindahan alam yang masih alami ada di Bali menjadi daya tarik tersendiri bagi turis Belanda, baik yang berusia lanjut maupun usia muda," kata Made Suardana, Pemandu Wisata khusus turis Belanda di Bali, Minggu.
Ia mengatakan, anak-anak muda asal negeri Kincir Angin itu tetap ramai berlibur ke Bali, terutama pada musim libur pertengahan tahun, sedangkan wisatawan lanjut usia (lansia) biasanya melakukan perjalanan wisata sekitar bulan-bulan diakhir tahun.
"Turis Belanda masih ramai ke Bali, bahkan sekarang lebih banyak dari tahun-tahun sebelumnya," tutur Made Suardana yang mengaku, sering mengantar tamunya keliling Pulau Dewata, menginap di vila di kawasan tepi jurang sungai.
Kesulitan transportasi udara dari Bali ke Eropa terakhir ini tampaknya tidak mengurangi minat masyarakat Eropa, terutama asal Belanda yang berlibur ke Pulau Dewata dengan rata-rata sekali kunjungan selama dua minggu.
Ia bersama kelompok pemandu wisata lainnya hampir setiap hari mengantar tamu asal Belanda ke pelosok pedesaan untuk bisa menyaksikan keindahan alam dan adat istiadat masyarakat yang tiada duanya di dunia.(*/DWA)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012