Kepala koki di salah satu restoran asal Korea yang baru dibangun di Kuta, Bali, membagikan tip cara memilah makanan yang segar bagi pecinta kuliner khas Negeri Ginseng itu.
"Kalau dari tampilan menu daging, harus dilihat teksturnya. Makanan Korea biasanya disajikan mentah untuk di-grill (panggang) jadi lihat warna dan tekstur," kata Dika Reinanda yang merupakan kepala koki di restoran asal Korea, Magal Korean BBQ.
Di Kabupaten Badung, Rabu, ia mengimbau masyarakat untuk memilih daging yang tidak pucat, sementara untuk sayur dapat dilihat dari tingkat kematangannya. Untuk sayuran pendukung seperti selada dapat dilihat dari kesegarannya.
Selanjutnya, ketika memasak di atas meja dengan peralatan khusus, sebaiknya pengunjung yang belum terbiasa meminta bantuan pelayan. Sebagai koki, Dika mengaku memasak makanan Indonesia sangat berbeda dengan Korea, baik dari segi bahan maupun alat memasak.
Namun, jika ingin memanggang sendiri, kepala koki berusia 28 tahun itu menyarankan agar pemanggangan selama 5 menit, terutama bagi daging babi yang harus benar-benar masak.
"Kalau untuk babi, harus matang, sedangkan sapi masih bisa medium, itu 5 menit tergantung pada ketebalan daging. Daging boleh dipotong sebelum atau setelah masak, kemudian cara makan bisa dipadukan seperti selada dengan bawang dan kimchi," jelasnya.
Kepada media, kepala koki di restoran yang sudah membuka cabang ke-30 di Indonesia ini menekankan bahwa dalam sebuah tempat makan Korea yang terpenting adalah perihal kebersihan.
Selanjutnya kualitas daging dan bahan agar sesuai dengan rasa masakan di negara asalnya, namun masih bisa dinikmati lidah masyarakat Indonesia.
Untuk di Magal Korean BBQ, Dika mengaku menggunakan seluruh rempah untuk saus dari Korea, sementara daging sebagian dari Amerika dan lokal Bali.
"Untuk bahan dari Korea seperti saus gochujang dan ssamjang. Untuk daging babi, sekitar 40 persen dipilih yang sesuai dengan standar chef Korea untuk menjaga rasa," tuturnya.
Untuk selada, mereka menggunakan 100 persen hasil pertanian hidroponik Bali, standarnya telah sesuai dengan resep asli Korea yang menghindari unsur kimia.
Manajer Magal Korean BBQ Bali Jeanette Tendra menambahkan bahwa belakangan penikmat kuliner di Pulau Dewata menyukai konsep makan sepuasnya (all you can eat) sehingga hal ini dihadirkan di gerai kedua Magal di Bali.
"Sebelumnya sudah ada di Samasta Jimbaran 5 tahun lalu. Dulu Jimbaran ramai tapi makin kesini orang kumpulnya di Kuta, Seminyak, Canggu jadi Magal buat di tengah kota dan banyak yang cari all you can eat," tuturnya.
Di restoran Korea bernuansa Bali yang berlokasi di Jalan Raya Kuta itu, Jeanette menawarkan makanan dari harga Rp100 ribu dibuka setiap hari dari pukul 11.30—22.00 Wita.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023
"Kalau dari tampilan menu daging, harus dilihat teksturnya. Makanan Korea biasanya disajikan mentah untuk di-grill (panggang) jadi lihat warna dan tekstur," kata Dika Reinanda yang merupakan kepala koki di restoran asal Korea, Magal Korean BBQ.
Di Kabupaten Badung, Rabu, ia mengimbau masyarakat untuk memilih daging yang tidak pucat, sementara untuk sayur dapat dilihat dari tingkat kematangannya. Untuk sayuran pendukung seperti selada dapat dilihat dari kesegarannya.
Selanjutnya, ketika memasak di atas meja dengan peralatan khusus, sebaiknya pengunjung yang belum terbiasa meminta bantuan pelayan. Sebagai koki, Dika mengaku memasak makanan Indonesia sangat berbeda dengan Korea, baik dari segi bahan maupun alat memasak.
Namun, jika ingin memanggang sendiri, kepala koki berusia 28 tahun itu menyarankan agar pemanggangan selama 5 menit, terutama bagi daging babi yang harus benar-benar masak.
"Kalau untuk babi, harus matang, sedangkan sapi masih bisa medium, itu 5 menit tergantung pada ketebalan daging. Daging boleh dipotong sebelum atau setelah masak, kemudian cara makan bisa dipadukan seperti selada dengan bawang dan kimchi," jelasnya.
Kepada media, kepala koki di restoran yang sudah membuka cabang ke-30 di Indonesia ini menekankan bahwa dalam sebuah tempat makan Korea yang terpenting adalah perihal kebersihan.
Selanjutnya kualitas daging dan bahan agar sesuai dengan rasa masakan di negara asalnya, namun masih bisa dinikmati lidah masyarakat Indonesia.
Untuk di Magal Korean BBQ, Dika mengaku menggunakan seluruh rempah untuk saus dari Korea, sementara daging sebagian dari Amerika dan lokal Bali.
"Untuk bahan dari Korea seperti saus gochujang dan ssamjang. Untuk daging babi, sekitar 40 persen dipilih yang sesuai dengan standar chef Korea untuk menjaga rasa," tuturnya.
Untuk selada, mereka menggunakan 100 persen hasil pertanian hidroponik Bali, standarnya telah sesuai dengan resep asli Korea yang menghindari unsur kimia.
Manajer Magal Korean BBQ Bali Jeanette Tendra menambahkan bahwa belakangan penikmat kuliner di Pulau Dewata menyukai konsep makan sepuasnya (all you can eat) sehingga hal ini dihadirkan di gerai kedua Magal di Bali.
"Sebelumnya sudah ada di Samasta Jimbaran 5 tahun lalu. Dulu Jimbaran ramai tapi makin kesini orang kumpulnya di Kuta, Seminyak, Canggu jadi Magal buat di tengah kota dan banyak yang cari all you can eat," tuturnya.
Di restoran Korea bernuansa Bali yang berlokasi di Jalan Raya Kuta itu, Jeanette menawarkan makanan dari harga Rp100 ribu dibuka setiap hari dari pukul 11.30—22.00 Wita.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023