Denpasar (Antara Bali) - PT Angkasa Pura I Bandar Udara Ngurah Rai Bali menggelar pelatihan penanggulangan keadaan darurat untuk meningkatkan kesiapsiagaan petugas dalam menjaga sistem keamanan dan keselamatan dalam penanggulangan kecelakaan penerbangan.
"Inti dari pelatihan penanggulangan keadaan darurat (PKD) ini pada prinsipnya ada tiga hal yaitu melatih kecakapan personel, menguji peralatan, dan mengevaluasi prosedur (SOP) kami dalam menanggulangi kecelakaan penerbangan. Pada pelatihan PKD, kami mensimulasikan suatu kondisi kecelakaan pesawat dan bersama seluruh unsur di Bandara Ngurah Rai bersinergi menangani kondisi tersebut," kata General Manajer Bandara Ngurah Rai, Purwanto kepada Antara di Denpasar, Jumat.
Simulasi tersebut digelar di Bandar Udara Ngurah Rai dengan melibatkan 517 personel yang terdiri dari Angkasa Pura I, Kantor Kesehatan Pelabuhan, tim Search and Rescue (SAR), Imigrasi, Bea dan Cukai, Pangkalan Angkatan Udara, Kantor Kepolisian Kawasan Udara, dan beberapa rumah sakit di sekitar bandara.
Selain melibatkan komunitas bandara, pada latihan Dirgantara Raharja ke-70 itu, manajemen juga didukung oleh "Indonesia Transport Safety Assistance Package" (ITSAP), yang merupakan tim bentukan kerja sama Kementerian Perhubungan RI dengan Australia.
Tim tersebut dibentuk bertujuan untuk meningkatkan keselamatan transportasi sesuai dengan standar internasional dan praktek manajemen keselamatan.
"Latihan rutin yang terselenggara setiap dua tahun sekali ini mengambil tema 'kobarkan semangat padamkan api selamatkan korban amankan situasi bangun sinergi". Tujuannya antara lain untuk memantapkan dan meningkatkan sistem keamanan dan keselamatan serta memantapkan sistem komando dalam penanggulangan keadaan darurat kecelakaan penerbangan di Bandara Ngurah Rai," katanya.
Purwanto menambahkan bahwa latihan PKD itu merupakan sarana bagi seluruh petugas bandara untuk menguji coba sekaligus mengevaluasi fungsi-fungsi koordinasi, komunikasi, dan komando antar unit sesuai dengan "airport emergency plan" (AEP) dan "airport security program" (ASP).
Dalam pelatihan itu disimulasikan sebuah pesawat Jalak Bali Airline, tujuan Kuala Lumpur-Denpasar mengalami masalah pada mesinnya. Pesawat Boeing 737 seri 800 yang membawa 133 orang penumpang itu mendarat darurat di Bandara Ngurah Rai.
Namun saat menuju Bandara Ngurah Rai, pilot melaporkan bahwa indikator mesin di cockpit menyala dan terdapat gangguan pada mesin nomor dua. Pada pukul 10.22 Wita pesawat dengan "call sign" JBR-070 tersebut berhasil mendarat dengan menggunakan runway 09, namun keluar dari landasan dan terbakar.
Kecelakaan mengakibatkan empat orang meninggal dunia, 56 luka-luka dan 73 orang penumpang selamat. Sementara di sisi lain bandara, petugas satuan pengamanan menemukan situasi yang mengancam keamanan bandara. (DWA/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012
"Inti dari pelatihan penanggulangan keadaan darurat (PKD) ini pada prinsipnya ada tiga hal yaitu melatih kecakapan personel, menguji peralatan, dan mengevaluasi prosedur (SOP) kami dalam menanggulangi kecelakaan penerbangan. Pada pelatihan PKD, kami mensimulasikan suatu kondisi kecelakaan pesawat dan bersama seluruh unsur di Bandara Ngurah Rai bersinergi menangani kondisi tersebut," kata General Manajer Bandara Ngurah Rai, Purwanto kepada Antara di Denpasar, Jumat.
Simulasi tersebut digelar di Bandar Udara Ngurah Rai dengan melibatkan 517 personel yang terdiri dari Angkasa Pura I, Kantor Kesehatan Pelabuhan, tim Search and Rescue (SAR), Imigrasi, Bea dan Cukai, Pangkalan Angkatan Udara, Kantor Kepolisian Kawasan Udara, dan beberapa rumah sakit di sekitar bandara.
Selain melibatkan komunitas bandara, pada latihan Dirgantara Raharja ke-70 itu, manajemen juga didukung oleh "Indonesia Transport Safety Assistance Package" (ITSAP), yang merupakan tim bentukan kerja sama Kementerian Perhubungan RI dengan Australia.
Tim tersebut dibentuk bertujuan untuk meningkatkan keselamatan transportasi sesuai dengan standar internasional dan praktek manajemen keselamatan.
"Latihan rutin yang terselenggara setiap dua tahun sekali ini mengambil tema 'kobarkan semangat padamkan api selamatkan korban amankan situasi bangun sinergi". Tujuannya antara lain untuk memantapkan dan meningkatkan sistem keamanan dan keselamatan serta memantapkan sistem komando dalam penanggulangan keadaan darurat kecelakaan penerbangan di Bandara Ngurah Rai," katanya.
Purwanto menambahkan bahwa latihan PKD itu merupakan sarana bagi seluruh petugas bandara untuk menguji coba sekaligus mengevaluasi fungsi-fungsi koordinasi, komunikasi, dan komando antar unit sesuai dengan "airport emergency plan" (AEP) dan "airport security program" (ASP).
Dalam pelatihan itu disimulasikan sebuah pesawat Jalak Bali Airline, tujuan Kuala Lumpur-Denpasar mengalami masalah pada mesinnya. Pesawat Boeing 737 seri 800 yang membawa 133 orang penumpang itu mendarat darurat di Bandara Ngurah Rai.
Namun saat menuju Bandara Ngurah Rai, pilot melaporkan bahwa indikator mesin di cockpit menyala dan terdapat gangguan pada mesin nomor dua. Pada pukul 10.22 Wita pesawat dengan "call sign" JBR-070 tersebut berhasil mendarat dengan menggunakan runway 09, namun keluar dari landasan dan terbakar.
Kecelakaan mengakibatkan empat orang meninggal dunia, 56 luka-luka dan 73 orang penumpang selamat. Sementara di sisi lain bandara, petugas satuan pengamanan menemukan situasi yang mengancam keamanan bandara. (DWA/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012