Gianyar (Antara Bali) - Penyedia jasa wisata petualangan air PT Sobek Bali Utama menjaring atlet kayak potensial melalui kegiatan pengarungan bersama di Tukad Ayung, Kabupaten Gianyar, Minggu.
"Sudah saatnya kita mencari atlet potensial dari penggemar olahraga kayak, karena sejak 2008 cabang olahraga ini sudah dilombakan dalam Olimpiade di Beijing (China)," kata General Manager PT Sobek Bali Utama Made Antara di sela-sela kegiatan tersebut di Sungai Ayung, Kabupaten Gianyar.
Ada 39 penggemar olahraga kayak yang ikut ambil bagian dalam ajang tersebut ditambah sejumlah peserta dari Amerika Serikat, Inggris, Belanda, dan Malaysia.
Menurut dia, ide pengarungan Sungai Ayung itu muncul dari kejuaraan nasional arung jeram di Sungai Serayu, Jawa Tengah, pada Januari 2012.
"Para peserta saat itu menginginkan adanya ajang bersama dengan menggunakan kayak. Tercetuslah ide penyelenggaraan di Sungai Ayung," kata Made Antara yang akrab disapa Made Brown itu selaku ketua panitia Pengarungan Bersama Sungai Ayung.
Peserta dari berbagai daerah, termasuk pula penggemar kayak mancanegara itu bermalam di "Camping Ground" Desa Adat Bongkasa, Kecamatan Abian Semal, Kabupaten Badung, dengan membawa tenda masing-masing sejak Sabtu (8/12).
Kemudian Minggu pagi mereka menuju kawasan Kedewatan, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar, untuk memulai pengarungan.
Setelah menelusuri alur Sungai Ayung sejauh 11 kilometer, para peserta kembali ke "Camping Ground". Selain kayak, beberapa penggemar "riverboard" dan arung jeram juga turut serta dalam kegiatan tersebut.
"Dari sini kami bisa mengetahui potensi mereka. Setelah itu, kami berencana mendirikan organisasi olahraga ini untuk menarik perhatian KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia) karena di sejumlah negara sudah mulai berkembang olahraga ini," ucapnya.
Ia optimistis olahraga kayak akan berkembang pesat seperti halnya olahraga arung jeram. "Dulu tahun 1990-an orang masih awam pada `rafting` (arung jeram). Tapi sekarang sudah makin populer. Kami yakin kayak juga akan seperti `rafting`. Apalagi di berbagai daerah banyak sungai yang bisa dijadikan arena," ujar Made Antara yang memolopori berdirinya sejumlah penyedia jasa wisata petualangan air di Jawa Barat, Jawa Tengah, Bali, dan Kalimantan itu.
Menurut dia, olahraga kayak bukanlah olahraga mahal. Peralatan kayak paling mahal seharga Rp8 juta per unit yang diimpor dari Australia, Selandia Baru, dan Kanada.
Sementara itu, Tatang Sudrajat (20), peserta asal Karawang, Jawa Barat, mengakui bahwa medan di Sungai Ayung lebih menantang.
"Biasanya kami berlatih di Danau Cipule (Karawang) yang tentu saja airnya lebih tenang. Tidak seperti di sini, jeramnya banyak dan arusnya deras," paparnya.
Sedangkan Dillon Carpenter Dorwoth (18), peserta asal California, Amerika Serikat, menyamakan medan di Sungai Ayung dengan "Klamath River" di negaranya.
"Tetapi untuk bebatuannya lebih menantang di sini. Kalau jeramnya mungkin ada kesamaan," kata remaja pria yang menekuni olahraga kayak sejak usia tujuh tahun itu.
Dari lintasan sepanjang 11 kilometer di Sungai Ayung itu terdapat 29 jeram. Hampir setiap hari Sungai Ayung dipadati wisatawan mancanegara yang hobi menguji adrenaline dengan beragam kegiatan petualangan air.
Sungai Ayung diperkenalkan pertama kali oleh PT Sobek Bali Utama sebagai lokasi arung jeram kelas III internasional pada 1989. (M038/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012
"Sudah saatnya kita mencari atlet potensial dari penggemar olahraga kayak, karena sejak 2008 cabang olahraga ini sudah dilombakan dalam Olimpiade di Beijing (China)," kata General Manager PT Sobek Bali Utama Made Antara di sela-sela kegiatan tersebut di Sungai Ayung, Kabupaten Gianyar.
Ada 39 penggemar olahraga kayak yang ikut ambil bagian dalam ajang tersebut ditambah sejumlah peserta dari Amerika Serikat, Inggris, Belanda, dan Malaysia.
Menurut dia, ide pengarungan Sungai Ayung itu muncul dari kejuaraan nasional arung jeram di Sungai Serayu, Jawa Tengah, pada Januari 2012.
"Para peserta saat itu menginginkan adanya ajang bersama dengan menggunakan kayak. Tercetuslah ide penyelenggaraan di Sungai Ayung," kata Made Antara yang akrab disapa Made Brown itu selaku ketua panitia Pengarungan Bersama Sungai Ayung.
Peserta dari berbagai daerah, termasuk pula penggemar kayak mancanegara itu bermalam di "Camping Ground" Desa Adat Bongkasa, Kecamatan Abian Semal, Kabupaten Badung, dengan membawa tenda masing-masing sejak Sabtu (8/12).
Kemudian Minggu pagi mereka menuju kawasan Kedewatan, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar, untuk memulai pengarungan.
Setelah menelusuri alur Sungai Ayung sejauh 11 kilometer, para peserta kembali ke "Camping Ground". Selain kayak, beberapa penggemar "riverboard" dan arung jeram juga turut serta dalam kegiatan tersebut.
"Dari sini kami bisa mengetahui potensi mereka. Setelah itu, kami berencana mendirikan organisasi olahraga ini untuk menarik perhatian KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia) karena di sejumlah negara sudah mulai berkembang olahraga ini," ucapnya.
Ia optimistis olahraga kayak akan berkembang pesat seperti halnya olahraga arung jeram. "Dulu tahun 1990-an orang masih awam pada `rafting` (arung jeram). Tapi sekarang sudah makin populer. Kami yakin kayak juga akan seperti `rafting`. Apalagi di berbagai daerah banyak sungai yang bisa dijadikan arena," ujar Made Antara yang memolopori berdirinya sejumlah penyedia jasa wisata petualangan air di Jawa Barat, Jawa Tengah, Bali, dan Kalimantan itu.
Menurut dia, olahraga kayak bukanlah olahraga mahal. Peralatan kayak paling mahal seharga Rp8 juta per unit yang diimpor dari Australia, Selandia Baru, dan Kanada.
Sementara itu, Tatang Sudrajat (20), peserta asal Karawang, Jawa Barat, mengakui bahwa medan di Sungai Ayung lebih menantang.
"Biasanya kami berlatih di Danau Cipule (Karawang) yang tentu saja airnya lebih tenang. Tidak seperti di sini, jeramnya banyak dan arusnya deras," paparnya.
Sedangkan Dillon Carpenter Dorwoth (18), peserta asal California, Amerika Serikat, menyamakan medan di Sungai Ayung dengan "Klamath River" di negaranya.
"Tetapi untuk bebatuannya lebih menantang di sini. Kalau jeramnya mungkin ada kesamaan," kata remaja pria yang menekuni olahraga kayak sejak usia tujuh tahun itu.
Dari lintasan sepanjang 11 kilometer di Sungai Ayung itu terdapat 29 jeram. Hampir setiap hari Sungai Ayung dipadati wisatawan mancanegara yang hobi menguji adrenaline dengan beragam kegiatan petualangan air.
Sungai Ayung diperkenalkan pertama kali oleh PT Sobek Bali Utama sebagai lokasi arung jeram kelas III internasional pada 1989. (M038/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012