Pontianak (Antara Bali) - Indonesia termasuk tiga negara terbesar konsumen rokok di dunia, sehingga pabrik rokok dari negara-negara kapitalis berlomba-lomba ingin masuk ke negeri ini, kata Penulis Buku "Muslihat Kapitalis Global: Selingkuh Industri Farmasi dengan Perusahaan Rokok", Okta Pinanjaya.
"Di Indonesia sekitar 20 ribu orang sebelumnya terlibat dalam industri rokok, sebelum perusahaan besar rokok dalam negeri dikuasai oleh perusahaan asing, dan bisa menyumbang sekitar 10 persen dari total APBN," kata Okta Pinanjaya saat menjadi pembicara bedah buku "Muslihat Kapitalis Global: Selingkuh Industri Farmasi dengan Perusahaan Rokok" di Pontianak, Jumat.
Menurut dia, kampanye antirokok tidak semata-mata bertujuan demi kesehatan, tetapi ada sesuatu dibalik itu, yakni industri rokok AS ingin menguasai pasar rokok di Asia terutama Indonesia.
"Padahal sebelumnya, industri rokok kretek di Indonesia sudah ada sejak 100 tahun lalu, tetapi dengan masuknya industri rokok luar, maka sekitar enam ribu produsen rokok kelas menengah kecil di Indonesia 'gulung tikar', kini dua perusahaan rokok asing sudah menguasai pabrik rokok dalam negeri, dengan menguasai sekitar 23 pasar dalam negeri," ungkapnya.
Sementara itu, Sekretaris Cikal Kalbar Muhlis Suhaeri mengatakan, bedah buku tersebut, bertujuan mengurai benang kusut selingkuh kapitalis global yang mengangkat tema besar, "perang terhadap tembakau", dengan harapan mampu membuka benang kusut itu.
Selain itu memberikan gambaran terang bagi masyarakat tentang apa sebenarnya yang sedang terjadi, bagaimana posisi Indonesia, sebagai sebuah entitas, negara penghasil tembakau, yang memberikan kontribusi bagi perekonomian nasional, di dalam pertarungan global tersebut. (LHS/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012
"Di Indonesia sekitar 20 ribu orang sebelumnya terlibat dalam industri rokok, sebelum perusahaan besar rokok dalam negeri dikuasai oleh perusahaan asing, dan bisa menyumbang sekitar 10 persen dari total APBN," kata Okta Pinanjaya saat menjadi pembicara bedah buku "Muslihat Kapitalis Global: Selingkuh Industri Farmasi dengan Perusahaan Rokok" di Pontianak, Jumat.
Menurut dia, kampanye antirokok tidak semata-mata bertujuan demi kesehatan, tetapi ada sesuatu dibalik itu, yakni industri rokok AS ingin menguasai pasar rokok di Asia terutama Indonesia.
"Padahal sebelumnya, industri rokok kretek di Indonesia sudah ada sejak 100 tahun lalu, tetapi dengan masuknya industri rokok luar, maka sekitar enam ribu produsen rokok kelas menengah kecil di Indonesia 'gulung tikar', kini dua perusahaan rokok asing sudah menguasai pabrik rokok dalam negeri, dengan menguasai sekitar 23 pasar dalam negeri," ungkapnya.
Sementara itu, Sekretaris Cikal Kalbar Muhlis Suhaeri mengatakan, bedah buku tersebut, bertujuan mengurai benang kusut selingkuh kapitalis global yang mengangkat tema besar, "perang terhadap tembakau", dengan harapan mampu membuka benang kusut itu.
Selain itu memberikan gambaran terang bagi masyarakat tentang apa sebenarnya yang sedang terjadi, bagaimana posisi Indonesia, sebagai sebuah entitas, negara penghasil tembakau, yang memberikan kontribusi bagi perekonomian nasional, di dalam pertarungan global tersebut. (LHS/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012