Denpasar (Antara Bali ) - Pengamat budaya dan seni Prof I Wayan Dibia menilai aktivitas berkesenian yang ditampilkan di Taman Budaya Denpasar sudah menurun.
"Kegiatan kebudayaan makin menurun. Padahal Taman Budaya milik Pemprov Bali adalah ikon dan memiliki kedudukan yang lebih baik dibandingkan taman budaya lainnya," katanya dalam Sosialisasi Revitalisasi Taman Budaya di Denpasar, Jumat.
Menurut dia, peran utama Taman Budaya sebagai ruang untuk menampilkan seni dan budaya amatlah tepat.
Namun sayangnya peran Taman Budaya yang berlokasi Jalan Nusa Indah, Denpasar, itu sebagai pusat panggung kesenian sekaligus menjadi barometer perkembangan kesenian yang ada di Bali masih menyimpan pertanyaan.
"Apresiasi masyarakat terhadap keberadaan Taman Budaya, baru sebatas kegiatan sekelas Pesta Kesenian Bali saja (PKB)," ucapnya. Kedekatan para seniman untuk menjadikan tempat itu sebagai "rumah" pun, kata dia, masih terkesan jauh dari harapan.
Akademisi dari Institut Seni Indonesia (ISI) ini berharap agar dilakukan pengembangan program yang lebih diselaraskan dengan pelaksanaan PKB.
Setidaknya ada empat butir penting yang disarankan Dibia dalam merevitalisasi kembali keberadaan UPT Taman Budaya (Art Center). Pertama, agar dibuat program seni dalam bentuk pameran, diskusi dan ceramah seni.
"Penting pula SDM-nya dibangun agar terjalin kerjasama dengan lembaga formal dan informasi. Termasuk lanjut menjalin relasi dengan media untuk menunjang publikasi kegitan kesenian," katanya. (LHS)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012
"Kegiatan kebudayaan makin menurun. Padahal Taman Budaya milik Pemprov Bali adalah ikon dan memiliki kedudukan yang lebih baik dibandingkan taman budaya lainnya," katanya dalam Sosialisasi Revitalisasi Taman Budaya di Denpasar, Jumat.
Menurut dia, peran utama Taman Budaya sebagai ruang untuk menampilkan seni dan budaya amatlah tepat.
Namun sayangnya peran Taman Budaya yang berlokasi Jalan Nusa Indah, Denpasar, itu sebagai pusat panggung kesenian sekaligus menjadi barometer perkembangan kesenian yang ada di Bali masih menyimpan pertanyaan.
"Apresiasi masyarakat terhadap keberadaan Taman Budaya, baru sebatas kegiatan sekelas Pesta Kesenian Bali saja (PKB)," ucapnya. Kedekatan para seniman untuk menjadikan tempat itu sebagai "rumah" pun, kata dia, masih terkesan jauh dari harapan.
Akademisi dari Institut Seni Indonesia (ISI) ini berharap agar dilakukan pengembangan program yang lebih diselaraskan dengan pelaksanaan PKB.
Setidaknya ada empat butir penting yang disarankan Dibia dalam merevitalisasi kembali keberadaan UPT Taman Budaya (Art Center). Pertama, agar dibuat program seni dalam bentuk pameran, diskusi dan ceramah seni.
"Penting pula SDM-nya dibangun agar terjalin kerjasama dengan lembaga formal dan informasi. Termasuk lanjut menjalin relasi dengan media untuk menunjang publikasi kegitan kesenian," katanya. (LHS)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012