Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali Tjok Bagus Pemayun menyampaikan bahwa akan ada penerbangan carter pertama sejak pandemi COVID-19 dari Shenzhen, China, pada 22 Januari 2023 mendatang.
"Tanggal 22 Februari ada charter flight dari Shenzhen, China, itu, kami dapat informasi dari Deputi Pemasaran Internasional Kemenparekraf, itu jumlah penumpangnya 210 orang," kata dia di Denpasar, Selasa.
Keterangan mengenai penerbangan carter tersebut ditunjukkan Tjok Bagus usai meresmikan Calendar Of Event (COE) Bali 2023, di mana ia menyebut para penumpang yang turun nantinya akan tinggal di Pulau Dewata selama 6 hari.
Dalam surat permohonan tersebut juga disampaikan soal permintaan seremonial terhadap para penumpang pertama dalam pendaratan tersebut.
Namun demikian, Tjok Bagus mengakui masih ada tantangan, lantaran ini merupakan penerbangan carter atau tidak terjadwal, sementara pihaknya menantikan penerbangan reguler mengingat sebelum pandemi wisatawan China banyak menyumbang jumlah kunjungan.
"Tentu tantangannya adalah belum ada penerbangan langsung yang secara reguler dari Tiongkok, nah ini baru carter-an. 2023 tentu tantangannya semakin banyak harus ada direct flight, sekarang kan pesawatnya belum sepenuhnya datang ke Bali," ujarnya.
Berbicara soal tantangan kunjungan wisatawan tahun 2023, Tjok juga menyadari bahwa dibutuhkan penambahan Visa on Arrival, meskipun saat ini telah diberlakukan di 86 negara pangsa pasar Bali.
Pada tahun ini, pihaknya juga akan mempertegas tata tertib yang harus diikuti wisatawan, melihat kasus dan tindakan kurang baik dan melanggar banyak terjadi di tahun 2022.
"Kita ke depan ini memang ingin menertibkan, artinya merapikan semua terkait wisatawan yang notabene seperti itu (melanggar). Saya sudah diarahkan oleh Pak Gubernur, memang ada 15 ikrar seperti menjaga pratima (simbol pemujaan terhadap dewa)," ujarnya.
Kata dia, seluruh kebijakan tersebut akan disampaikan kepada wisatawan yang tiba di Bandara I Gusti Ngurah Rai melalui video, dan meneruskannya ke organisasi pariwisata di Bali.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023
"Tanggal 22 Februari ada charter flight dari Shenzhen, China, itu, kami dapat informasi dari Deputi Pemasaran Internasional Kemenparekraf, itu jumlah penumpangnya 210 orang," kata dia di Denpasar, Selasa.
Keterangan mengenai penerbangan carter tersebut ditunjukkan Tjok Bagus usai meresmikan Calendar Of Event (COE) Bali 2023, di mana ia menyebut para penumpang yang turun nantinya akan tinggal di Pulau Dewata selama 6 hari.
Dalam surat permohonan tersebut juga disampaikan soal permintaan seremonial terhadap para penumpang pertama dalam pendaratan tersebut.
Namun demikian, Tjok Bagus mengakui masih ada tantangan, lantaran ini merupakan penerbangan carter atau tidak terjadwal, sementara pihaknya menantikan penerbangan reguler mengingat sebelum pandemi wisatawan China banyak menyumbang jumlah kunjungan.
"Tentu tantangannya adalah belum ada penerbangan langsung yang secara reguler dari Tiongkok, nah ini baru carter-an. 2023 tentu tantangannya semakin banyak harus ada direct flight, sekarang kan pesawatnya belum sepenuhnya datang ke Bali," ujarnya.
Berbicara soal tantangan kunjungan wisatawan tahun 2023, Tjok juga menyadari bahwa dibutuhkan penambahan Visa on Arrival, meskipun saat ini telah diberlakukan di 86 negara pangsa pasar Bali.
Pada tahun ini, pihaknya juga akan mempertegas tata tertib yang harus diikuti wisatawan, melihat kasus dan tindakan kurang baik dan melanggar banyak terjadi di tahun 2022.
"Kita ke depan ini memang ingin menertibkan, artinya merapikan semua terkait wisatawan yang notabene seperti itu (melanggar). Saya sudah diarahkan oleh Pak Gubernur, memang ada 15 ikrar seperti menjaga pratima (simbol pemujaan terhadap dewa)," ujarnya.
Kata dia, seluruh kebijakan tersebut akan disampaikan kepada wisatawan yang tiba di Bandara I Gusti Ngurah Rai melalui video, dan meneruskannya ke organisasi pariwisata di Bali.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023