Minuman Jadul Bali yang diproduksi UMKM milik I Made Wirastika yang lolos kurasi untuk Denpasar Festival (Denfest) 2022 dikenalkan kepada masyarakat Bali dalam ajang tahunan itu.
"Saya ingin mengenalkan ke generasi yang sekarang, di era milenial kan lebih banyak yang minuman kemasan lebih hits. Anak zaman sekarang agar tahu lah kita pernah punya minuman yang enak, dulu dibeli dengan harga Rp1.000," kata dia di Denpasar, Kamis.
Pemilik UMKM yang gerai-nya terpajang di kawasan Catur Muka pusat Denfest 2022 itu menuturkan bahwa minuman jadul yang dijualnya dahulu sering disebut es limun, pertama kali ia cicipi pada tahun 1994 dan hilang di awal tahun 2000-an.
"Waktu saya SMA sudah tidak ada (minuman jadul, Red). Dulu orang beli pakai plastik, tapi sekarang di Denpasar Festival tidak bisa jadi kita pakai botol dan gelas," ujarnya.
Terdapat lima rasa dalam minuman berbotol kaca bening itu, yaitu limun, kopi, salak, stroberi, dan jeruk, dengan rasa paling dicari masyarakat di Bali adalah rasa salak dan kopi.
Baca juga: Ratusan UMKM dan seniman tampil di Denpasar Festival 2022
Kepada media, Wirastika mengakui bahwa umumnya pembeli yang datang adalah masyarakat dengan usia di atas 30 tahun, dan mereka kerap menunjukkan antusias ketika mencicipi minuman masa kecil tersebut, kata dia.
Di Denfest 2022 sendiri, Wira mengaku kaget karena usahanya terpilih menjadi satu dari 161 UMKM yang dapat berjualan selama lima hari di kegiatan budaya tersebut, menurutnya panitia meloloskan UMKM Minuman Jadul Bali karena mengangkat kekhasan produk terkenal zaman dulu.
Tak genap sehari, Wirastika mampu menjual lebih dari 75 gelas minuman jadul kepada pengunjung Denfest 2022, dengan harga Rp10 ribu per gelas dan Rp20 ribu per botol.
Selain Denpasar Festival, pengusaha usia 29 tahun itu juga melihat minat masyarakat untuk membeli minuman jadul cukup tinggi, terlihat dari penjualannya yang dapat menembus 1.200 botol dengan omzet hingga Rp25 juta per bulan.
Untuk rumah produksi minuman jadul sendiri, hingga saat ini belum dapat dijumpai Wira di Bali, sehingga dirinya harus memesan dari Jawa Timur untuk dijual kembali di Pulau Dewata.
Baca juga: Pemkot Denpasar adakan Festival Pasar Kerja dengan 2.500 lowongan
Salah satu pengunjung Denpasar Festival ke-15 yang membeli minuman jadul bernama Meta Udin (27) mengaku senang bisa merasakan minuman masa kecilnya tersebut.
"Jadi teringat masa lalu, karena minuman yang lain kebanyakan hanya air dan teh, kenapa tidak coba ini saja lagi. Semenjak remaja sudah tidak ada minuman ini lagi," kata dia.
Meskipun tak dapat mengingat kembali rasa es limun yang diminumnya dulu, namun rasa yang ia cicipi di stan umkm tersebut menurutnya tak jauh berbeda.
"Kurang lebih rasanya sama dengan tahun 2000-an, setelah ini saya rekomendasikan ke teman-teman lain, karena ini hari pertama Denfest, saya pulang kerja langsung ke sini," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022
"Saya ingin mengenalkan ke generasi yang sekarang, di era milenial kan lebih banyak yang minuman kemasan lebih hits. Anak zaman sekarang agar tahu lah kita pernah punya minuman yang enak, dulu dibeli dengan harga Rp1.000," kata dia di Denpasar, Kamis.
Pemilik UMKM yang gerai-nya terpajang di kawasan Catur Muka pusat Denfest 2022 itu menuturkan bahwa minuman jadul yang dijualnya dahulu sering disebut es limun, pertama kali ia cicipi pada tahun 1994 dan hilang di awal tahun 2000-an.
"Waktu saya SMA sudah tidak ada (minuman jadul, Red). Dulu orang beli pakai plastik, tapi sekarang di Denpasar Festival tidak bisa jadi kita pakai botol dan gelas," ujarnya.
Terdapat lima rasa dalam minuman berbotol kaca bening itu, yaitu limun, kopi, salak, stroberi, dan jeruk, dengan rasa paling dicari masyarakat di Bali adalah rasa salak dan kopi.
Baca juga: Ratusan UMKM dan seniman tampil di Denpasar Festival 2022
Kepada media, Wirastika mengakui bahwa umumnya pembeli yang datang adalah masyarakat dengan usia di atas 30 tahun, dan mereka kerap menunjukkan antusias ketika mencicipi minuman masa kecil tersebut, kata dia.
Di Denfest 2022 sendiri, Wira mengaku kaget karena usahanya terpilih menjadi satu dari 161 UMKM yang dapat berjualan selama lima hari di kegiatan budaya tersebut, menurutnya panitia meloloskan UMKM Minuman Jadul Bali karena mengangkat kekhasan produk terkenal zaman dulu.
Tak genap sehari, Wirastika mampu menjual lebih dari 75 gelas minuman jadul kepada pengunjung Denfest 2022, dengan harga Rp10 ribu per gelas dan Rp20 ribu per botol.
Selain Denpasar Festival, pengusaha usia 29 tahun itu juga melihat minat masyarakat untuk membeli minuman jadul cukup tinggi, terlihat dari penjualannya yang dapat menembus 1.200 botol dengan omzet hingga Rp25 juta per bulan.
Untuk rumah produksi minuman jadul sendiri, hingga saat ini belum dapat dijumpai Wira di Bali, sehingga dirinya harus memesan dari Jawa Timur untuk dijual kembali di Pulau Dewata.
Baca juga: Pemkot Denpasar adakan Festival Pasar Kerja dengan 2.500 lowongan
Salah satu pengunjung Denpasar Festival ke-15 yang membeli minuman jadul bernama Meta Udin (27) mengaku senang bisa merasakan minuman masa kecilnya tersebut.
"Jadi teringat masa lalu, karena minuman yang lain kebanyakan hanya air dan teh, kenapa tidak coba ini saja lagi. Semenjak remaja sudah tidak ada minuman ini lagi," kata dia.
Meskipun tak dapat mengingat kembali rasa es limun yang diminumnya dulu, namun rasa yang ia cicipi di stan umkm tersebut menurutnya tak jauh berbeda.
"Kurang lebih rasanya sama dengan tahun 2000-an, setelah ini saya rekomendasikan ke teman-teman lain, karena ini hari pertama Denfest, saya pulang kerja langsung ke sini," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022