Denpasar (Antara Bali) - Kelahiran empat harimau Bengal di Bali Safari and Marine Park atau BSMP tidak hanya menambah koleksi satwa langka di kawasan itu, tapi juga memberikan sumbangan besar bagi dunia.
"Ini merupakan prestasi karena kehadiran empat anak harimau Bengal ini menambah populasi satwa di seluruh dunia yang hampir punah ini," kata Manajer Pemasaran BSMP Freddy Utama di Kabupaten Gianyar, Bali, Selasa.
Ia menjelaskan, empat anak harimau yang terdiri atas dua jantan dan dua betina itu lahir di BSMP pada 23 Agustus 2009. Keempatnya lahir dari pasangan Melly (7 tahun) dengan harimau jantan, Kevin (8 tahun).
"Keempat anak harimau Bengal ini diberi nama Laksmi, Asoka, Alde dan Nao. Sebagai objek wisata nasional dan lembaga konservasi eksitu, BSMP terus berupaya dan berperan dalam mengembangbiakan satwa-satwa nasional dan dunia, terlebih terhadap satwa langka yang hampir punah," katanya.
Menurut Freddy, harimau Bengal biasa ditemui di daerah India, Nepal dan Bangladesh. Karena keberadaannya yang terancam punah, satwa ini dilindungi oleh pemerintah dan dijadikan sebagai satwa nasional.
"Jenis harimau ini adalah yang terbesar kedua setelah harimau Siberia. Harimau Bengal atau panthera tigris tinggal di habitat hutan hujan dan padang rumput. Satwa ini memiliki ciri, loreng berwarna coklat dan belang berwarna hitam yang lebih tebal daripada harimau lainnya.
"Harimau jenis ini dapat hidup selama 18 hingga 20 tahun. Saat ini, populasinya di dunia kian menurun, diperkirakan hanya tersisa 4.000 ekor. Kerusakan hutan akibat pembangunan dan pertanian menyebabkan satwa ini terancam untuk bisa terus bertahan," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2009
"Ini merupakan prestasi karena kehadiran empat anak harimau Bengal ini menambah populasi satwa di seluruh dunia yang hampir punah ini," kata Manajer Pemasaran BSMP Freddy Utama di Kabupaten Gianyar, Bali, Selasa.
Ia menjelaskan, empat anak harimau yang terdiri atas dua jantan dan dua betina itu lahir di BSMP pada 23 Agustus 2009. Keempatnya lahir dari pasangan Melly (7 tahun) dengan harimau jantan, Kevin (8 tahun).
"Keempat anak harimau Bengal ini diberi nama Laksmi, Asoka, Alde dan Nao. Sebagai objek wisata nasional dan lembaga konservasi eksitu, BSMP terus berupaya dan berperan dalam mengembangbiakan satwa-satwa nasional dan dunia, terlebih terhadap satwa langka yang hampir punah," katanya.
Menurut Freddy, harimau Bengal biasa ditemui di daerah India, Nepal dan Bangladesh. Karena keberadaannya yang terancam punah, satwa ini dilindungi oleh pemerintah dan dijadikan sebagai satwa nasional.
"Jenis harimau ini adalah yang terbesar kedua setelah harimau Siberia. Harimau Bengal atau panthera tigris tinggal di habitat hutan hujan dan padang rumput. Satwa ini memiliki ciri, loreng berwarna coklat dan belang berwarna hitam yang lebih tebal daripada harimau lainnya.
"Harimau jenis ini dapat hidup selama 18 hingga 20 tahun. Saat ini, populasinya di dunia kian menurun, diperkirakan hanya tersisa 4.000 ekor. Kerusakan hutan akibat pembangunan dan pertanian menyebabkan satwa ini terancam untuk bisa terus bertahan," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2009