Sejumlah dosen dan mahasiswa Universitas Indonesia membantu mengangkat dan mempromosikan pesona wisata Desa Patas Kecamatan Gerokgak Kabupaten Buleleng, Bali, melalui media sosial karena potensial menjadi destinasi wisata baru khususnya di Bali Utara.
Ketua Tim Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia (UI), Dr Agi Ginanjar dalam keterangan tertulis yang diterima di Denpasar, Bali, Kamis, mengatakan bentuk pengabdian masyarakat yang dipusatkan di Desa Patas tersebut bertujuan memberdayakan masyarakat dalam menarasikan potensi wisata lanskap budaya wilayah itu.
Dia memprediksi pada 2045, potensi wisata budaya mendominasi perekonomian Indonesia yang menggunakan digitalisasi sebagai media promosi.
Karena itu kata dia, adalah suatu yang sangat penting dan mendesak untuk menggunakan media digital sebagai wadah promosi desa untuk mendatangkan wisatawan baik domestik maupun mancanegara yang pada akhirnya akan membantu mendongkrak perekonomian masyarakat di daerah itu.
Baca juga: UI perkuat sistem informasi di Desa Patas Buleleng
Agi menjelaskan dirinya bersama tim yang hadir menjatuhkan pilihan kepada Desa Patas karena kekayaan wisata di tempat itu belum banyak dikenal publik.
Padahal dalam kenyataannya, Desa Patas memiliki potensi wisata yang unik baik dari segi budaya maupun alamnya.
Selain itu juga, Desa patas dikenal dengan keberagaman agama seperti citra “Kampung Toge," dimana masyarakat Hindu dan Islam hidup berdampingan sejak tahun 1980-an.
Selain itu, terdapat pula tradisi Gebug Ende atau dikenal dengan nama Seka Ende. Gebug Ende adalah ritual bermain perang-perangan dengan bambu rotan untuk memohon datangnya hujan.
Dengan potensi wisata budaya seperti demikian itulah yang menjadi alasan bagi Universitas Indonesia untuk turun tangan berkontribusi dengan melakukan pengabdian masyarakat di Desa Patas.
“Kami dari Universitas Indonesia ingin ikut berkontribusi memberdayakan masyarakat khususnya dalam pengembangan wisata budaya dari tahap yang paling awal, yaitu pemetaan dan penyusunan narasi. Hal ini dapat dikombinasi dengan penggunaan media digital agar seiring dengan tren dan arah pembangunan saat ini,” kata Agi Ginanjar.
Baca juga: Vokasi UI edukasi pengembangan produk anyaman bambu Buleleng
Sementara itu, Perbekel Desa Patas, Kadek Sara Adnyana menyampaikan, Desa Patas memiliki budaya yang menjadi potensi desa wisata budaya, yaitu Gebug Ende, Tarian Dewa Ayu, dan tradisi Safaran. Selain itu, dia menginformasikan jumlah penduduk yang menghuni Desa Patas diperkirakan mencapai 11 ribu jiwa dan secara geografis wilayahnya ada gunung dan laut.
"Kami berharap dapat mengembangkan potensi yang dimiliki Desa Patas secara bertahap. Di masing-masing Banjar sudah ada Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata) yang mengorganisasikan serta mempromosikan wisata Budaya di Desa Patas," kata dia.
Kegiatan pengabdian di desa wisata tersebut dilakukan oleh Dr Agi Ginanjar sebagai ketua yang juga sebagai Dosen Arkeologi UI; beranggotakan Dr. Aswin Hadisumarto yang juga Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UI; Mahasiswi Arkeologi Universitas dalam kegiatan dari Dosen Arkeologi Jasmine Alifiannisa Putri, Amara Bittaqwa dan Ni Kadek Novi Febriani.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022