Dokter spesialis THT-KL dr. Ika Dewi Mayangsari, Sp.THT-KL(K), FICS mengimbau masyarakat untuk tidak mengabaikan gejala suara serak yang tidak kunjung sembuh atau membaik karena bisa jadi merupakan tanda tumor pita suara.
“Jadi jangan kita abaikan suara serak yang sudah lama terjadi dan diobati misalnya dengan obat-obatan anti-infeksi atau obat lainnya, yang tidak kunjung menyembuh. Nah, harus waspada, nih,” kata dokter dari RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) itu dalam bincang virtual diikuti di Jakarta, Kamis.
Dia menegaskan, gejala suara serak memang dapat disebabkan oleh berbagai kondisi. Namun dalam bidang onkologi kepala leher, penyakit yang harus diwaspadai yaitu terjadinya tumor di pita suara mulai dari tumor kecil hingga tumor besar yang bersifat serius.
Ika menjelaskan kondisi pita suara normalnya dalam keadaan licin atau halus. Apabila terdapat sedikit benjolan atau tumor di pita suara, maka pergerakan pita suara menjadi tertahan atau gerakan dan getaran pita suara menjadi tidak sempurna.
Apabila tumor didiagnosis dengan baik dan tepat ditambah kondisi tumor yang semakin membesar atau termasuk tumor ganas, maka dikhawatirkan jalan napas dapat tertutup. Apabila kondisi tersebut terjadi, Ika mengatakan dokter akan mengupayakan membuat by pass jalan napas dengan mencari jalan lain atau trakeostomi.
“Karena jalan napas yang ke atas sudah tertutup jadi harus membuat by pass dengan cara mencari jalan lain yaitu di depan leher jadi kita buat suatu jalan atau lubang yang lokasinya ada di bawah pita suara yang langsung berhubungan dengan saluran napas bawah,” kata dia.
Pada tumor pita suara, selain suara serak dan sulit bernapas, gejala lain yang mungkin dapat muncul termasuk adanya benjolan di leher serta batuk darah.
Untuk menegakkan diagnosis, Ika mengatakan dibutuhkan serangkaian pemeriksaan pada penderita mulai dari anamnesis atau riwayat kesehatan pasien, pemeriksaan fisik THT, hingga pemeriksaan terhadap pita suara secara spesifik dengan menggunakan endoskopi serat lentur atau fleksibel endoskopi.
“Kalau ditemukan tumor, selanjutnya pemeriksaan penunjang CT scan dengan kontras dan juga melakukan biopsi atau jaringan tumor itu diambil sedikit sebagai sampel kemudian diperiksakan di bawah mikroskop untuk pemeriksaan pataloginya. Dilihat sel-sel apakah termasuk sel mengarah ke keganasan atau bukan keganasan,” kata Ika.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022
“Jadi jangan kita abaikan suara serak yang sudah lama terjadi dan diobati misalnya dengan obat-obatan anti-infeksi atau obat lainnya, yang tidak kunjung menyembuh. Nah, harus waspada, nih,” kata dokter dari RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) itu dalam bincang virtual diikuti di Jakarta, Kamis.
Dia menegaskan, gejala suara serak memang dapat disebabkan oleh berbagai kondisi. Namun dalam bidang onkologi kepala leher, penyakit yang harus diwaspadai yaitu terjadinya tumor di pita suara mulai dari tumor kecil hingga tumor besar yang bersifat serius.
Ika menjelaskan kondisi pita suara normalnya dalam keadaan licin atau halus. Apabila terdapat sedikit benjolan atau tumor di pita suara, maka pergerakan pita suara menjadi tertahan atau gerakan dan getaran pita suara menjadi tidak sempurna.
Apabila tumor didiagnosis dengan baik dan tepat ditambah kondisi tumor yang semakin membesar atau termasuk tumor ganas, maka dikhawatirkan jalan napas dapat tertutup. Apabila kondisi tersebut terjadi, Ika mengatakan dokter akan mengupayakan membuat by pass jalan napas dengan mencari jalan lain atau trakeostomi.
“Karena jalan napas yang ke atas sudah tertutup jadi harus membuat by pass dengan cara mencari jalan lain yaitu di depan leher jadi kita buat suatu jalan atau lubang yang lokasinya ada di bawah pita suara yang langsung berhubungan dengan saluran napas bawah,” kata dia.
Pada tumor pita suara, selain suara serak dan sulit bernapas, gejala lain yang mungkin dapat muncul termasuk adanya benjolan di leher serta batuk darah.
Untuk menegakkan diagnosis, Ika mengatakan dibutuhkan serangkaian pemeriksaan pada penderita mulai dari anamnesis atau riwayat kesehatan pasien, pemeriksaan fisik THT, hingga pemeriksaan terhadap pita suara secara spesifik dengan menggunakan endoskopi serat lentur atau fleksibel endoskopi.
“Kalau ditemukan tumor, selanjutnya pemeriksaan penunjang CT scan dengan kontras dan juga melakukan biopsi atau jaringan tumor itu diambil sedikit sebagai sampel kemudian diperiksakan di bawah mikroskop untuk pemeriksaan pataloginya. Dilihat sel-sel apakah termasuk sel mengarah ke keganasan atau bukan keganasan,” kata Ika.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022