Semarang (Antara Bali) - Majelis Ulama Indonesia Jawa Tengah mengingatkan kepada masyarakat agar ibadah haji tidak sekadar mengejar status tanpa diikuti peningkatan keimanan, tetapi seharusnya berjuang agar menjadi haji mabrur.
Sekretaris Komisi Pemberdayaan Ekonomi Umat MUI Jateng Taslim Syahlan di Semarang, Jumat, mengatakan pengertian haji mabrur secara mekanisme pelaksanaan ibadah haji adalah melaksanakan ibadah haji sesuai syarat, rukun, dan kewajiban.
Setelah itu, lanjut Taslim, para jemaah haji juga harus dapat melakukan pembuktian sebagai haji mabrur terhadap dirinya sendiri serta terhadap lingkungan sekitar.
Pembuktian terhadap dirinya sendiri seperti adanya perubahan pola dan gaya hidup yang berkaitan dengan iman seperti salat dan rajin ke masjid.
"Jika tadinya sebelum melakukan ibadah haji, jarang ke masjid dan ibadah salatnya biasa-biasa saja, setelah pulang haji menjadi intensif ke masjid dan salatnya tepat waktu," katanya.
Sementara untuk pembuktian terhadap lingkungan sekitar di antaranya lebih peduli atau empati dengan tetangga atau orang lain sehingga ringan tangan memberi bantuan.
Jika lingkungan sekitar buruk, mereka harus menjadi inspirator untuk mengubahnya menjadi baik. Akan tetap jika lingkungan sekitar sudah baik, maka harus dipertahankan serta meningkatkannya menjadi lebih baik.(LHS)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012
Sekretaris Komisi Pemberdayaan Ekonomi Umat MUI Jateng Taslim Syahlan di Semarang, Jumat, mengatakan pengertian haji mabrur secara mekanisme pelaksanaan ibadah haji adalah melaksanakan ibadah haji sesuai syarat, rukun, dan kewajiban.
Setelah itu, lanjut Taslim, para jemaah haji juga harus dapat melakukan pembuktian sebagai haji mabrur terhadap dirinya sendiri serta terhadap lingkungan sekitar.
Pembuktian terhadap dirinya sendiri seperti adanya perubahan pola dan gaya hidup yang berkaitan dengan iman seperti salat dan rajin ke masjid.
"Jika tadinya sebelum melakukan ibadah haji, jarang ke masjid dan ibadah salatnya biasa-biasa saja, setelah pulang haji menjadi intensif ke masjid dan salatnya tepat waktu," katanya.
Sementara untuk pembuktian terhadap lingkungan sekitar di antaranya lebih peduli atau empati dengan tetangga atau orang lain sehingga ringan tangan memberi bantuan.
Jika lingkungan sekitar buruk, mereka harus menjadi inspirator untuk mengubahnya menjadi baik. Akan tetap jika lingkungan sekitar sudah baik, maka harus dipertahankan serta meningkatkannya menjadi lebih baik.(LHS)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012