Pemerintah Kabupaten Karangasem, Bali, bersama Universitas Udayana gencar mengimbau warga untuk memberikan vaksin rabies kepada anjing peliharaan serta tidak melepasliarkan hewan tersebut.
"Saya lihat kasus rabies di Karangasem saat ini meningkat. Jadi masyarakat harus rutin melakukan vaksinasi terhadap hewan peliharaan mereka. Jadi kami harapkan juga kepada petugas untuk bisa fokus menangani penyakitnya untuk dimusnahkan, bukan hewannya," kata Bupati Karangasem Gede Dana, Sabtu.
Di Desa Culik, Kecamatan Abang, Karangasem, Bupati Gede Dana mengatakan jika hewan peliharaan tidak dirawat dengan baik, kemungkinan tertular akan lebih banyak, dan apabila kasus terus meningkat, ada kekhawatiran akan berdampak pada gigitan ke manusia.
"Dengan mengantisipasi hewan peliharaan terjangkit rabies, juga bisa mengurangi risiko gigitan ke manusia. Saya tahu anjing saat ini kebanyakan dilindungi dan dipelihara. Tetapi, mengurangi resiko itu lebih baik ketimbang akan menjadi bahaya ketika anjing rabies menggigit manusia," ujar Gede Dana.
Baca juga: Pemkot Denpasar targetkan vaksinasi rabies untuk 25 persen populasi anjing
Ia mengapresiasi betul kegiatan yang digagas Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana dalam rangka peringatan Hari Rabies se-Dunia. Ini karena pihaknya membutuhkan bantuan sosialisasi dan keperluan vaksinasi terutama bagi anjing yang masih dilepasliarkan.
Ketua panitia peringatan Hari Rabies se-Dunia Dr. drh. I Made Subrata mengaku kegiatan ini merupakan upaya realisasi kampus kedokteran hewan Unud dalam program Darma
"Oleh sebab itu kami berinisiatif membuat program Darma yang meliputi tiga aspek salah satunya 'One Health Zero Death' yang diharapkan nol kematian. Program ini susah dilakukan karena saling berkaitan antara hewan, manusia dan lingkungan," kata dia.
Subrata menjelaskan, kegiatan ini turut dibantu Yayasan BAWA sebagai pelaksana vaksinasi rabies yang telah berlangsung sejak Selasa (20/9) lalu.
"Kami juga dibantu Yayasan BAWA, kami dari universitas memiliki materi dan ide, untuk pelaksanaan kami di bantu oleh yayasan," ujarnya.
Subrata berharap ke depan program di Desa Culik, Karangasem ini dapat membantu masyarakat untuk terbiasa dan mandiri dalam penanganan rabies, pejabat desa juga diharapkan dapat menganggarkan dana untuk penuntasan rabies.
Baca juga: Pemkab Buleleng gencarkan vaksinasi keliling untuk rabies
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022
"Saya lihat kasus rabies di Karangasem saat ini meningkat. Jadi masyarakat harus rutin melakukan vaksinasi terhadap hewan peliharaan mereka. Jadi kami harapkan juga kepada petugas untuk bisa fokus menangani penyakitnya untuk dimusnahkan, bukan hewannya," kata Bupati Karangasem Gede Dana, Sabtu.
Di Desa Culik, Kecamatan Abang, Karangasem, Bupati Gede Dana mengatakan jika hewan peliharaan tidak dirawat dengan baik, kemungkinan tertular akan lebih banyak, dan apabila kasus terus meningkat, ada kekhawatiran akan berdampak pada gigitan ke manusia.
"Dengan mengantisipasi hewan peliharaan terjangkit rabies, juga bisa mengurangi risiko gigitan ke manusia. Saya tahu anjing saat ini kebanyakan dilindungi dan dipelihara. Tetapi, mengurangi resiko itu lebih baik ketimbang akan menjadi bahaya ketika anjing rabies menggigit manusia," ujar Gede Dana.
Baca juga: Pemkot Denpasar targetkan vaksinasi rabies untuk 25 persen populasi anjing
Ia mengapresiasi betul kegiatan yang digagas Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana dalam rangka peringatan Hari Rabies se-Dunia. Ini karena pihaknya membutuhkan bantuan sosialisasi dan keperluan vaksinasi terutama bagi anjing yang masih dilepasliarkan.
Ketua panitia peringatan Hari Rabies se-Dunia Dr. drh. I Made Subrata mengaku kegiatan ini merupakan upaya realisasi kampus kedokteran hewan Unud dalam program Darma
"Oleh sebab itu kami berinisiatif membuat program Darma yang meliputi tiga aspek salah satunya 'One Health Zero Death' yang diharapkan nol kematian. Program ini susah dilakukan karena saling berkaitan antara hewan, manusia dan lingkungan," kata dia.
Subrata menjelaskan, kegiatan ini turut dibantu Yayasan BAWA sebagai pelaksana vaksinasi rabies yang telah berlangsung sejak Selasa (20/9) lalu.
"Kami juga dibantu Yayasan BAWA, kami dari universitas memiliki materi dan ide, untuk pelaksanaan kami di bantu oleh yayasan," ujarnya.
Subrata berharap ke depan program di Desa Culik, Karangasem ini dapat membantu masyarakat untuk terbiasa dan mandiri dalam penanganan rabies, pejabat desa juga diharapkan dapat menganggarkan dana untuk penuntasan rabies.
Baca juga: Pemkab Buleleng gencarkan vaksinasi keliling untuk rabies
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022