Pemerintah Arab Saudi memanfaatkan pertemuan dengan perwakilan dari Pemerintah Indonesia pada sela-sela kegiatan G20 di Nusa Dua, Badung, Bali, untuk mempelajari tata kelola industri pariwisata terutama di negara kepulauan.
Alasannya, Arab Saudi yang merupakan pengekspor utama minyak dan gas dunia, saat ini berupaya mengurangi ketergantungan pada industri migas dan mulai mengoptimalkan potensi sektor lainnya, termasuk pariwisata.
“Indonesia memiliki sekitar 17.000 pulau, sementara kami di kawasan Laut Merah kami memiliki sekitar 1.000 pulau sehingga kami dapat mempelajari bagaimana pariwisata (di kepulauan) ini dikelola di Indonesia, dan juga bagaimana tata kelola logistik di Indonesia,” kata Menteri Perdagangan Arab Saudi Majid bin Abdullah Al-Qasabi saat ditemui di lokasi pertemuan tingkat menteri perdagangan dan industri (TIMM) G20 di Nusa Dua, Jumat.
Tidak hanya itu, Menteri Perdagangan Arab Saudi lanjut menyampaikan saat bertemu dengan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Zulkifli Hasan pada sela-sela acara G20 di Bali, Kamis (22/9), dua negara juga membahas langkah-langkah yang bakal ditempuh dua pihak untuk meningkatkan kerja sama dagang, salah satunya mempercepat perundingan perjanjian kerja sama ekonomi komprehensif (CEPA) di bawah kerangka Gulf Cooperation Council (GCC).
Baca juga: Mendag ingin produk pangan Indonesia banjiri pasar di Arab Saudi
“Kami telah menjajaki berbagai peluang yang ada. Kami sepakat untuk memulai perundingan, tetapi dalam kerangka GCC. dua negara bakal menemukan solusi yang dapat diterima dua belah pihak, karena kerja sama (ekonomi komprehensif, red.) ini bukan opsional, tetapi ini adalah keharusan,” kata Majid bin Abdullah Al-Qasabi menjawab pertanyaan ANTARA.
Ia pun memastikan perundingan itu bakal segera dimulai dalam beberapa minggu ke depan, mengingat dia harus berkoordinasi lebih dulu ke Dewan GCC.
Walaupun demikian, sejauh ini Arab Saudi telah membentuk tim untuk perundingan CEPA bersama Indonesia. Dua negara, dia menambahkan, juga telah menyepakati tim penghubung (liaison officer) terkait negosiasi tersebut.
Langkah lain yang ditempuh Arab Saudi dan Indonesia untuk meningkatkan kerja sama memanfaatkan momen G20, yaitu pertemuan kelompok bisnis dari dua negara.
Baca juga: Arab Saudi pastikan mulai negosiasi CEPA dengan Indonesia
“Hari ini di Jakarta, ada 55 pelaku usaha dan perwakilan dari perusahaan (dari Arab Saudi) yang menghadiri pertemuan bisnis dengan mitra (dari Indonesia). Kami menggelar forum bisnis untuk memperkuat komunikasi antarpelaku usaha (B2B),” kata Majid.
Ia menyampaikan Indonesia merupakan mitra dagang strategis Arab Saudi sehingga diharapkan ke depannya ada banyak kerja sama yang disepakati dan menguntungkan bagi dua negara.
Dalam 10 tahun terakhir, total investasi Arab Saudi di Indonesia mencapai 60 miliar dolar AS, kemudian dalam lima tahun terakhir, volume dagang dua negara sekitar 25 miliar dolar AS.
Total perdagangan Indonesia dan Arab Saudi pada pada Januari—Juli 2022 mencapai 4,6 miliar dolar AS atau meningkat 58,85 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Sementara itu, total perdagangan dua negara pada 2021 sebesar 5,6 miliar dolar AS atau meningkat 40,44 persen dibandingkan dengan angka pada 2020.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022
Alasannya, Arab Saudi yang merupakan pengekspor utama minyak dan gas dunia, saat ini berupaya mengurangi ketergantungan pada industri migas dan mulai mengoptimalkan potensi sektor lainnya, termasuk pariwisata.
“Indonesia memiliki sekitar 17.000 pulau, sementara kami di kawasan Laut Merah kami memiliki sekitar 1.000 pulau sehingga kami dapat mempelajari bagaimana pariwisata (di kepulauan) ini dikelola di Indonesia, dan juga bagaimana tata kelola logistik di Indonesia,” kata Menteri Perdagangan Arab Saudi Majid bin Abdullah Al-Qasabi saat ditemui di lokasi pertemuan tingkat menteri perdagangan dan industri (TIMM) G20 di Nusa Dua, Jumat.
Tidak hanya itu, Menteri Perdagangan Arab Saudi lanjut menyampaikan saat bertemu dengan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Zulkifli Hasan pada sela-sela acara G20 di Bali, Kamis (22/9), dua negara juga membahas langkah-langkah yang bakal ditempuh dua pihak untuk meningkatkan kerja sama dagang, salah satunya mempercepat perundingan perjanjian kerja sama ekonomi komprehensif (CEPA) di bawah kerangka Gulf Cooperation Council (GCC).
Baca juga: Mendag ingin produk pangan Indonesia banjiri pasar di Arab Saudi
“Kami telah menjajaki berbagai peluang yang ada. Kami sepakat untuk memulai perundingan, tetapi dalam kerangka GCC. dua negara bakal menemukan solusi yang dapat diterima dua belah pihak, karena kerja sama (ekonomi komprehensif, red.) ini bukan opsional, tetapi ini adalah keharusan,” kata Majid bin Abdullah Al-Qasabi menjawab pertanyaan ANTARA.
Ia pun memastikan perundingan itu bakal segera dimulai dalam beberapa minggu ke depan, mengingat dia harus berkoordinasi lebih dulu ke Dewan GCC.
Walaupun demikian, sejauh ini Arab Saudi telah membentuk tim untuk perundingan CEPA bersama Indonesia. Dua negara, dia menambahkan, juga telah menyepakati tim penghubung (liaison officer) terkait negosiasi tersebut.
Langkah lain yang ditempuh Arab Saudi dan Indonesia untuk meningkatkan kerja sama memanfaatkan momen G20, yaitu pertemuan kelompok bisnis dari dua negara.
Baca juga: Arab Saudi pastikan mulai negosiasi CEPA dengan Indonesia
“Hari ini di Jakarta, ada 55 pelaku usaha dan perwakilan dari perusahaan (dari Arab Saudi) yang menghadiri pertemuan bisnis dengan mitra (dari Indonesia). Kami menggelar forum bisnis untuk memperkuat komunikasi antarpelaku usaha (B2B),” kata Majid.
Ia menyampaikan Indonesia merupakan mitra dagang strategis Arab Saudi sehingga diharapkan ke depannya ada banyak kerja sama yang disepakati dan menguntungkan bagi dua negara.
Dalam 10 tahun terakhir, total investasi Arab Saudi di Indonesia mencapai 60 miliar dolar AS, kemudian dalam lima tahun terakhir, volume dagang dua negara sekitar 25 miliar dolar AS.
Total perdagangan Indonesia dan Arab Saudi pada pada Januari—Juli 2022 mencapai 4,6 miliar dolar AS atau meningkat 58,85 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Sementara itu, total perdagangan dua negara pada 2021 sebesar 5,6 miliar dolar AS atau meningkat 40,44 persen dibandingkan dengan angka pada 2020.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022