Denpasar (Antara Bali) - PT Pelabuhan Indonesia III menandatangani deklarasi nota kesepahaman dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif serta Kementerian Perhubungan dalam menyambut kedatangan para wisatawan yang menggunakan kapal pesiar.
Nota kesepahaman ketiga instansi tersebut ditandatangani di sela-sela acara "Workshop Cruise" di sebuah hotel di kawasan Kuta, Kabupaten Badung, Jumat (19/10) malam.
Direktur Promosi Konvensi, Insentif, Event, dan Minat Khusus, Dirjen Pemasaran Pariwisata, Kemenparekraf Rizki Handayani mengatakan penandatangan nota kesepahaman itu adalah bentuk kerja sama dalam penyiapan kedatangan kapal-kapal pesiar ke Indonesia, khususnya di pelabuhan yang biasa disinggahi.
"Potensi pelabuhan yang berpotensi besar mendatangkan kapal pesiar salah satunya adalah Pelabuhan Benoa, Bali. Sehingga potensi ini agar bisa dikelola dengan baik, termasuk juga penyediaan sarana dan prasarana untuk mendatangkan kapal itu," ujarnya.
Ia juga mengatakan, sarana dan prasarana penunjang untuk mendatangkan kapal pesiar harus menjadi prioritas utama. Sehingga kapal yang mereka tumpangi bisa merapat secara sempurna.
"Saat ini permintaan dari agen kapal pesiar cukup banyak berminat untuk datang ke Indonesia, salah satunya tujuan Bali. Maka dari itu sarana dan prasarana wajib kita benahi. Terlebih kapal-kapal ukuran panjang mencapai 300 meter dengan mengangkut ribuan wisatawan asing ini jelas membawa efek besar bagi perekonomian warga lokal dan Indonesia pada umumnya," kata Rizki.
Bahkan, kata dia, dalam dari agen kapal pesiar menyebutkan kapal yang mereka gunakan berukuran panjang dan lebarnya juga besar.
"Untuk bisa merapat ke Pelabuhan Benoa, infrastruktur, seperti alur dan kedalaman kolam dermaga juga dikeruk menjadi 10 hingga 12 meter. Sehingga dengan kedalaman kolam seperti itu, maka kapal berukuran 300 meter akan bisa merapat," katanya.(*/M038/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012
Nota kesepahaman ketiga instansi tersebut ditandatangani di sela-sela acara "Workshop Cruise" di sebuah hotel di kawasan Kuta, Kabupaten Badung, Jumat (19/10) malam.
Direktur Promosi Konvensi, Insentif, Event, dan Minat Khusus, Dirjen Pemasaran Pariwisata, Kemenparekraf Rizki Handayani mengatakan penandatangan nota kesepahaman itu adalah bentuk kerja sama dalam penyiapan kedatangan kapal-kapal pesiar ke Indonesia, khususnya di pelabuhan yang biasa disinggahi.
"Potensi pelabuhan yang berpotensi besar mendatangkan kapal pesiar salah satunya adalah Pelabuhan Benoa, Bali. Sehingga potensi ini agar bisa dikelola dengan baik, termasuk juga penyediaan sarana dan prasarana untuk mendatangkan kapal itu," ujarnya.
Ia juga mengatakan, sarana dan prasarana penunjang untuk mendatangkan kapal pesiar harus menjadi prioritas utama. Sehingga kapal yang mereka tumpangi bisa merapat secara sempurna.
"Saat ini permintaan dari agen kapal pesiar cukup banyak berminat untuk datang ke Indonesia, salah satunya tujuan Bali. Maka dari itu sarana dan prasarana wajib kita benahi. Terlebih kapal-kapal ukuran panjang mencapai 300 meter dengan mengangkut ribuan wisatawan asing ini jelas membawa efek besar bagi perekonomian warga lokal dan Indonesia pada umumnya," kata Rizki.
Bahkan, kata dia, dalam dari agen kapal pesiar menyebutkan kapal yang mereka gunakan berukuran panjang dan lebarnya juga besar.
"Untuk bisa merapat ke Pelabuhan Benoa, infrastruktur, seperti alur dan kedalaman kolam dermaga juga dikeruk menjadi 10 hingga 12 meter. Sehingga dengan kedalaman kolam seperti itu, maka kapal berukuran 300 meter akan bisa merapat," katanya.(*/M038/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012