Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) bersama Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) dan WhatsApp Indonesia meluncurkan Chatbot Tumbuh Jagowan dan Katalog UKMJagowan.id untuk memperkuat salah satunya ekosistem industri kriya dan wastra di dalam negeri.
Menteri Koperasi dan UKM RI Teten Masduki selepas acara peluncuran di Bali Collection ITDC Nusa Dua, Badung, Bali, Kamis, menyampaikan “chatbot” WhatsApp itu bakal memudahkan UMKM terutama di sektor kriya dan wastra untuk mengadopsi teknologi digital.
“Produk kriya dan produk wastra ini semacam artwork (karya seni) yang proses jual belinya membutuhkan komunikasi antara pembeli dan penjualnya,” kata Teten Masduki.
Dalam sambutannya saat acara peluncuran, Teten menyambut baik kerja sama antara pihaknya dan WhatsApp Indonesia. Ia berharap ke depan sektor swasta juga terlibat aktif mendukung penguatan ekosistem UMKM di Indonesia.
“Saya mendorong sektor swasta seperti WhatsApp Indonesia sebagai penyedia platform dengan potensi besar aplikasinya sebagai point of share untuk mengambil peran dalam pengembangan ekosistem ini,” kata Teten.
Baca juga: Kemenkop/UKM: 19,5 juta pelaku UMKM masuk "e-commerce"
Sementara itu, Direktur Global untuk Dampak Sosial WhatsApp Clair Deevy berharap “chatbot” yang diperuntukkan untuk pelaku UMKM itu dapat mendorong warga membeli produk buatan dalam negeri.
“Kami selalu memberi perhatian khusus kepada pelaku UMKM. Ada tiga misi kami, membuka akses ke teknologi, pendidikan, dan promosi,” kata Deevy saat jumpa pers bersama Menteri Koperasi dan UKM.
Ia menyampaikan hasil kerja sama WhatsApp Indonesia dan Kementerian Koperasi dan UMKM antara lain adanya pelatihan para pelatihan (ToT) untuk 400 orang.
“Dengan 400 orang trainer itu, kami bahagia dapat menghubungkan pelaku UMKM dengan pembeli (via chatbot),” kata Deevy.
Dia menambahkan WhatsApp Indonesia telah membangun kerja sama dengan UKMIndonesia.id untuk mendukung pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah di dalam negeri. Ia menyampaikan ada sekitar 9.000 pelaku UMKM yang terlibat dari kerja sama tersebut.
Oleh karena itu, ia optimis setelah peluncuran “chatbot” bakal ada lebih banyak pelaku UMKM di Indonesia yang memanfaatkan teknologi digital (onboarding digital).
Baca juga: MenkopUKM target pengusaha muda 3,95 persen pada 2024
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022
Menteri Koperasi dan UKM RI Teten Masduki selepas acara peluncuran di Bali Collection ITDC Nusa Dua, Badung, Bali, Kamis, menyampaikan “chatbot” WhatsApp itu bakal memudahkan UMKM terutama di sektor kriya dan wastra untuk mengadopsi teknologi digital.
“Produk kriya dan produk wastra ini semacam artwork (karya seni) yang proses jual belinya membutuhkan komunikasi antara pembeli dan penjualnya,” kata Teten Masduki.
Dalam sambutannya saat acara peluncuran, Teten menyambut baik kerja sama antara pihaknya dan WhatsApp Indonesia. Ia berharap ke depan sektor swasta juga terlibat aktif mendukung penguatan ekosistem UMKM di Indonesia.
“Saya mendorong sektor swasta seperti WhatsApp Indonesia sebagai penyedia platform dengan potensi besar aplikasinya sebagai point of share untuk mengambil peran dalam pengembangan ekosistem ini,” kata Teten.
Baca juga: Kemenkop/UKM: 19,5 juta pelaku UMKM masuk "e-commerce"
Sementara itu, Direktur Global untuk Dampak Sosial WhatsApp Clair Deevy berharap “chatbot” yang diperuntukkan untuk pelaku UMKM itu dapat mendorong warga membeli produk buatan dalam negeri.
“Kami selalu memberi perhatian khusus kepada pelaku UMKM. Ada tiga misi kami, membuka akses ke teknologi, pendidikan, dan promosi,” kata Deevy saat jumpa pers bersama Menteri Koperasi dan UKM.
Ia menyampaikan hasil kerja sama WhatsApp Indonesia dan Kementerian Koperasi dan UMKM antara lain adanya pelatihan para pelatihan (ToT) untuk 400 orang.
“Dengan 400 orang trainer itu, kami bahagia dapat menghubungkan pelaku UMKM dengan pembeli (via chatbot),” kata Deevy.
Dia menambahkan WhatsApp Indonesia telah membangun kerja sama dengan UKMIndonesia.id untuk mendukung pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah di dalam negeri. Ia menyampaikan ada sekitar 9.000 pelaku UMKM yang terlibat dari kerja sama tersebut.
Oleh karena itu, ia optimis setelah peluncuran “chatbot” bakal ada lebih banyak pelaku UMKM di Indonesia yang memanfaatkan teknologi digital (onboarding digital).
Baca juga: MenkopUKM target pengusaha muda 3,95 persen pada 2024
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022