Pekanbaru (Antara Bali) - Beberapa warga yang menjadi saksi mata jatuhnya pesawat Hawk-200 milik TNI AU Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru, Riau, menguraikan kronologis peristiwa itu berawal dari atraksi penerbangan di udara.
           
"Saya memperhatikan ada tiga pesawat tempur yang beratraksi di udara. Dua di antaranya beriringan," kata H. Jefri, seorang warga yang rumahnya berada di sekitar lokasi insiden pesawat naas, Selasa siang.
          
Ketika itu, diakuinya, sekitar pukul 09.30 WIB atraksi berlangsung dengan baik bahkan menarik perhatian sejumlah warga sekitar.
         
"Baru sekitar jam 09.45 WIB, persisnya ketika dua pesawat tengah menanjak ke udara, salah satunya tiba-tiba menukik tajam. Pesawat itu berasap," katanya.
           Selang beberapa saat kemudian, kata Jefri, terdengar suara ledakan cukup keras, serentak seorang pilot keluar dari badan pesawat tersebut.
          
Kejadiannya diakui dia, terjadi begitu cepat, sebelum akhirnya terdengar suara ledakan yang lebih keras lagi.
         
"Ledakan itu menandakan pesawat telah jatuh di dekat rumah warga. Tipis saja jaraknya sama rumah tetangga saya," katanya.
          
Sementara sang pilot yang belakangan diketahui bernama Reza Yuli, berhasil selamat dari insiden maut itu.
         
"Pilotnya terlempar ke dekat kolam warga. Jaraknya sekitar 80 meter dari lokasi jatuhnya pesawat," katanya.
         
Jefri juga mengaku sempat mengabadikan gambar jatuhnya pesawat naas tersebut.(*/M038/T007)

Pewarta:

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012