Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Buleleng, Bali, Gede Suyasa, meminta seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di lingkup pemerintahan daerah setempat beserta seluruh pegawai untuk menanam cabai di halaman kantor dan rumah masing-masing untuk pengendalian inflasi daerah.
"Seluruh Pimpinan SKPD lingkup Pemkab Buleleng diminta untuk menanam cabai di halaman kantor masing-masing. Selain itu juga di halaman rumah masing-masing pimpinan SKPD serta jajaran pegawai Pemkab Buleleng," kata Sekda Suyasa dalam rakor virtual, Selasa.
Ia mengemukakan hal itu setelah mengikuti Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi bersama dengan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Buleleng. Rapat dibuka dan dipimpin langsung oleh Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian yang digelar secara virtual.
Menurut dia, jika tidak ada lahan tanam, pegawai baik PNS maupun non PNS cukup dengan menanam dengan polybag saja. Lima polybag saja sudah memberikan pengaruh yang signifikan terhadap upaya menjaga ketersediaan pasokan.
Baca juga: Harga cabai di Buleleng meningkat jelang Galungan
"Kalau sudah berbuah kemudian digunakan untuk konsumsi sendiri akan sangat besar pengaruhnya untuk mengurangi kebutuhan di pasar. Harga pasti ditekan. Yang jelas pemenuhan ketersediaan dulu, inflasi itu terjadi karena ketersediaan," ujar Suyasa.
Sejak Juli lalu, tingkat inflasi tercatat sudah turun drastis di Buleleng, yakni sebesar 0,48 persen. Namun, secara kumulatif masih mencapai 5,3 persen atau masih tergolong tinggi di tingkat nasional.
"Di Bulan Juli, kita melakukan intervensi pasar lewat Perusahaan Umum Daerah yang kita punya. Cabai bisa diambil oleh Perumda Pasar Arga Nayottama di produsen-produsen yang ada di Buleleng. Kita intervensi untuk menjual dengan harga yang lebih murah. Kemudian beberapa komoditas lain seperti beras, telur, minyak goreng dan bawang merah diambil oleh Perumda Swatantra," katanya.
Pada kesempatan ini, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng I Made Sumiarta menjelaskan pihaknya juga akan memberikan bantuan benih cabai di 148 desa yang ada di Buleleng. Tiap desa dibantu penanaman bibit dengan luas lahan 10 are. Bantuan juga termasuk pupuk organik dan anorganik dengan menyasar Kelompok Wanita Tani (KWT) di masing-masing desa.
Baca juga: Wawali Denpasar pantau operasi pasar bawang merah dan cabai
"Hasilnya dari KWT yang mengelola lewat desa. Kemudian menjual kepada warga desanya dulu. Dengan harga yang lebih murah. Minimal warga desa bisa membeli dan bisa memanfaatkan cabai di masing-masing desa. Kalau stoknya lebih, nanti bisa dijual ke pasar terdekat. Itu bisa membantu pengendalian inflasi," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022
"Seluruh Pimpinan SKPD lingkup Pemkab Buleleng diminta untuk menanam cabai di halaman kantor masing-masing. Selain itu juga di halaman rumah masing-masing pimpinan SKPD serta jajaran pegawai Pemkab Buleleng," kata Sekda Suyasa dalam rakor virtual, Selasa.
Ia mengemukakan hal itu setelah mengikuti Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi bersama dengan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Buleleng. Rapat dibuka dan dipimpin langsung oleh Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian yang digelar secara virtual.
Menurut dia, jika tidak ada lahan tanam, pegawai baik PNS maupun non PNS cukup dengan menanam dengan polybag saja. Lima polybag saja sudah memberikan pengaruh yang signifikan terhadap upaya menjaga ketersediaan pasokan.
Baca juga: Harga cabai di Buleleng meningkat jelang Galungan
"Kalau sudah berbuah kemudian digunakan untuk konsumsi sendiri akan sangat besar pengaruhnya untuk mengurangi kebutuhan di pasar. Harga pasti ditekan. Yang jelas pemenuhan ketersediaan dulu, inflasi itu terjadi karena ketersediaan," ujar Suyasa.
Sejak Juli lalu, tingkat inflasi tercatat sudah turun drastis di Buleleng, yakni sebesar 0,48 persen. Namun, secara kumulatif masih mencapai 5,3 persen atau masih tergolong tinggi di tingkat nasional.
"Di Bulan Juli, kita melakukan intervensi pasar lewat Perusahaan Umum Daerah yang kita punya. Cabai bisa diambil oleh Perumda Pasar Arga Nayottama di produsen-produsen yang ada di Buleleng. Kita intervensi untuk menjual dengan harga yang lebih murah. Kemudian beberapa komoditas lain seperti beras, telur, minyak goreng dan bawang merah diambil oleh Perumda Swatantra," katanya.
Pada kesempatan ini, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng I Made Sumiarta menjelaskan pihaknya juga akan memberikan bantuan benih cabai di 148 desa yang ada di Buleleng. Tiap desa dibantu penanaman bibit dengan luas lahan 10 are. Bantuan juga termasuk pupuk organik dan anorganik dengan menyasar Kelompok Wanita Tani (KWT) di masing-masing desa.
Baca juga: Wawali Denpasar pantau operasi pasar bawang merah dan cabai
"Hasilnya dari KWT yang mengelola lewat desa. Kemudian menjual kepada warga desanya dulu. Dengan harga yang lebih murah. Minimal warga desa bisa membeli dan bisa memanfaatkan cabai di masing-masing desa. Kalau stoknya lebih, nanti bisa dijual ke pasar terdekat. Itu bisa membantu pengendalian inflasi," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022