Padang (Antara Bali) - Pesawat Sriwijaya Air dari Kota Medan menuju Kota Padang, Sabtu sekitar pukul 17.05 WIB, salah mendarat di bekas landasan pacu bandara Tabing yang tidak berfungsi sejak beroperasinya Bandara Internasional Minangkabau (BIM).
Seorang penumpang pesawat, Toni, menjelaskan bahwa para penumpang pesawat dengan nomor penerbangan SJ0021 berangkat dari Kota Medan menuju Kota Padang sekitar pukul 16.00 WIB.
Setelah penerbangan berlangsung, kata dia, pesawat terlihat dengan kondisi baik. Namun, sampai di Kota Padang, pesawat tidak mendarat di bandara yang sebenarnya.
"Tadi waktu berangkat tidak terlihat adanya kendala dalam penerbangan. Namun, saat sampai di Kota Padang, saya memang sedikit curiga karena saat hendak mendarat saya melihat lokasi landasan bandara yang telah lama ditutup, bukan di BIM," kata Toni.
Saat mendarat, kata dia, para penumpang juga merasakan adanya getaran, apalagi saat hendak membelokan pesawat. Namun, penumpang hanya diberi tahu oleh pramugari bahwa pilot yang membawa pesawat ini masih baru, dan tidak tahu Kota Padang.
"Namun, apa penyebab pastinya saya dan penumpang lain tidak mengetahui secara pasti sebab tidak ada keterangan resmi dari pihak penerbangan," ujarnya.
Penumpang yang membeli tiket dengan nomor kursi II B tersebut juga menjelaskan bahwa mereka sempat tertahan di dalam pesawat. Para penumpang untuk turun tidak ada tangga darurat sehingga menunggu tangga tersebut.
Berdasarkan pantauan di lapangan, para penumpang harus bertahan hingga pukul 19.00 WIB. Penumpang baru bisa keluar dan dijemput oleh sanak saudara meraka ke lokasi bandara yang seharusnya hanya digunakan untuk pendaratan pesawat non-komersial itu.(*/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012
Seorang penumpang pesawat, Toni, menjelaskan bahwa para penumpang pesawat dengan nomor penerbangan SJ0021 berangkat dari Kota Medan menuju Kota Padang sekitar pukul 16.00 WIB.
Setelah penerbangan berlangsung, kata dia, pesawat terlihat dengan kondisi baik. Namun, sampai di Kota Padang, pesawat tidak mendarat di bandara yang sebenarnya.
"Tadi waktu berangkat tidak terlihat adanya kendala dalam penerbangan. Namun, saat sampai di Kota Padang, saya memang sedikit curiga karena saat hendak mendarat saya melihat lokasi landasan bandara yang telah lama ditutup, bukan di BIM," kata Toni.
Saat mendarat, kata dia, para penumpang juga merasakan adanya getaran, apalagi saat hendak membelokan pesawat. Namun, penumpang hanya diberi tahu oleh pramugari bahwa pilot yang membawa pesawat ini masih baru, dan tidak tahu Kota Padang.
"Namun, apa penyebab pastinya saya dan penumpang lain tidak mengetahui secara pasti sebab tidak ada keterangan resmi dari pihak penerbangan," ujarnya.
Penumpang yang membeli tiket dengan nomor kursi II B tersebut juga menjelaskan bahwa mereka sempat tertahan di dalam pesawat. Para penumpang untuk turun tidak ada tangga darurat sehingga menunggu tangga tersebut.
Berdasarkan pantauan di lapangan, para penumpang harus bertahan hingga pukul 19.00 WIB. Penumpang baru bisa keluar dan dijemput oleh sanak saudara meraka ke lokasi bandara yang seharusnya hanya digunakan untuk pendaratan pesawat non-komersial itu.(*/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012