Denpasar (Antara Bali) - Bank Indonesia (BI) Denpasar mencatat impor benang tenun, kain tekstil dan hasil-hasilnya bernilai 973 ribu dolar AS selama Januari-Juni 2012, sehingga tergolong dapat ditekan jika dibandingkan selama setahun 2011 mencapai 3,4 juta dolar.
Impor benang bahan baku kain songket tersebut relatif sedikit jika dibandingkan ekspor komoditas sejenis dari Bali, kata Peneliti Ekonomi Madya Bank Indonesia Denpasar, Sunarto, Jumat.
Pembelian benang impor tersebut untuk bahan baku produksi kain tenun di Pulau Dewata guna memenuhi pasar ekspor, sehingga kembali menghasilkan devisa.
Ia menyebutkan realisasi ekspor kain tenun buatan tangan-tangan terampil wanita Bali, seperti kain songket, tenun sutra, tenun ikat, dan tenun Pegringsingan, menyumbang devisa senilai 11,8 juta dolar AS dalam kurun waktu yang sama.
"Perolehan devisa dari hasil ekspor aneka hasil tenunan karya masyarakat tersebut berkurang dari rata-rata dua juta dolar AS per bulan selama 2012, dan angka itu cukup stabil," kata laporan BI Denpasar tersebut.(*/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012
Impor benang bahan baku kain songket tersebut relatif sedikit jika dibandingkan ekspor komoditas sejenis dari Bali, kata Peneliti Ekonomi Madya Bank Indonesia Denpasar, Sunarto, Jumat.
Pembelian benang impor tersebut untuk bahan baku produksi kain tenun di Pulau Dewata guna memenuhi pasar ekspor, sehingga kembali menghasilkan devisa.
Ia menyebutkan realisasi ekspor kain tenun buatan tangan-tangan terampil wanita Bali, seperti kain songket, tenun sutra, tenun ikat, dan tenun Pegringsingan, menyumbang devisa senilai 11,8 juta dolar AS dalam kurun waktu yang sama.
"Perolehan devisa dari hasil ekspor aneka hasil tenunan karya masyarakat tersebut berkurang dari rata-rata dua juta dolar AS per bulan selama 2012, dan angka itu cukup stabil," kata laporan BI Denpasar tersebut.(*/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012