Presiden RI Joko Widodo bertemu Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol di Kantor Kepresidenan Yongsan, Seoul, Kamis sore.
Ketibaan Jokowi di Yongsan disambut langsung oleh Yoon sebelum keduanya menuju lantai 2 Kantor Kepresidenan Korea Selatan itu.
Selanjutnya, Yoon mempersilakan Jokowi mengisi buku tamu dan memperkenalkan delegasi Korea Selatan yang hadir di Kantor Kepresidenan Yongsan itu. Jokowi dan Yoon kemudian melakukan foto bersama.
Berdasarkan keterangan Biro Pers Sekretariat Presiden yang diterima di Jakarta, Kamis, Presiden Jokowi dan Presiden Yoon kemudian melakukan pertemuan terbatas di ruang terpisah sebelum keduanya memimpin pertemuan bilateral dengan delegasi dari masing-masing negara.
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengatakan dalam pertemuan tersebut Presiden Yoon mengapresiasi kepemimpinan Presiden Jokowi dalam upaya memberikan solusi terhadap masalah dunia.
"Presiden Yoon menyampaikan apresiasi terhadap kepempimpinan Presiden Jokowi dalam mencoba menyelesaikan masalah dunia," kata Retno Marsudi usai pertemuan bilateral.
Sementara itu, dalam sambutannya, Yoon mengatakan kunjungan Jokowi menunjukkan pentingnya hubungan Korea Selatan dengan Indonesia sejak hubungan diplomatik kedua negara terjalin di 1973.
"Kunjungan Bapak Presiden menunjukkan pentingnya hubungan Korea dengan Indonesia. Sejak hubungan diplomatik kedua negara pada tahun 1973 atau 50 tahun terakhir ini banyak kemajuan ekonomi, perdagangan, budaya, people to people contact, diplomasi dan pertahanan," kata Yoon.
Baca juga: Presiden pastikan tak ada hambatan investasi ke para CEO Korsel
Presiden Yoon menambahkan Indonesia merupakan negara satu-satunya di Asia Tenggara yang memiliki kemitraan khusus dengan Korea Selatan. Selain itu, Presiden Yoon juga mengapresiasi kepemimpinan Indonesia dalam G20.
Dalam pertemuan itu, Jokowi menyampaikan selamat atas terpilihnya Yoon sebagai Presiden Korea Selatan. Jokowi meyakini kerja sama bilateral Indonesia dan Korea Selatan semakin kuat di bawah kepemimpinan Presiden Yoon.
"Hubungan Indonesia-Republik Korea selama ini sudah sangat kokoh, yang didasarkan pada kemitraan strategis khusus. Namun, ruang untuk terus meningkatkan kerja sama masih sangat lebar. Kunjungan saya kali ini akan saya gunakan untuk memperkokoh kerja sama terutama di bidang ekonomi," kata Jokowi.
Usai pertemuan bilateral, Presiden Jokowi dan Presiden Yoon kemudian menuju ruangan terpisah untuk menyaksikan penandatanganan sejumlah kerja sama.
Baca juga: Presiden Jokowi bertemu PM Kishida di Tokyo
Kerja sama pertama yang disepakati Indonesia da Korea Selatan ialah nota kerja sama antara Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal RI dengan Kementerian Perdagangan, Perindustrian dan Energi Republik Korea untuk meningkatkan investasi hijau berkelanjutan.
Kemudian ada kerja sama Protokol Perubahan Memorandum Saling Pengertian antara Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) RI dengan Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, dan Transportasi Republik Korea tentang kerja sama teknis pemindahan dan pembangunan ibu kota negara.
Terakhir ialah memorandum Saling Pengertian antara Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi RI dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Korea tentang kerja sama maritim.
Turut mendampingi Jokowi dalam pertemuan tersebut ialah Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, dan Duta Besar RI untuk Korea Selatan Gandi Sulistiyanto.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022
Ketibaan Jokowi di Yongsan disambut langsung oleh Yoon sebelum keduanya menuju lantai 2 Kantor Kepresidenan Korea Selatan itu.
Selanjutnya, Yoon mempersilakan Jokowi mengisi buku tamu dan memperkenalkan delegasi Korea Selatan yang hadir di Kantor Kepresidenan Yongsan itu. Jokowi dan Yoon kemudian melakukan foto bersama.
Berdasarkan keterangan Biro Pers Sekretariat Presiden yang diterima di Jakarta, Kamis, Presiden Jokowi dan Presiden Yoon kemudian melakukan pertemuan terbatas di ruang terpisah sebelum keduanya memimpin pertemuan bilateral dengan delegasi dari masing-masing negara.
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengatakan dalam pertemuan tersebut Presiden Yoon mengapresiasi kepemimpinan Presiden Jokowi dalam upaya memberikan solusi terhadap masalah dunia.
"Presiden Yoon menyampaikan apresiasi terhadap kepempimpinan Presiden Jokowi dalam mencoba menyelesaikan masalah dunia," kata Retno Marsudi usai pertemuan bilateral.
Sementara itu, dalam sambutannya, Yoon mengatakan kunjungan Jokowi menunjukkan pentingnya hubungan Korea Selatan dengan Indonesia sejak hubungan diplomatik kedua negara terjalin di 1973.
"Kunjungan Bapak Presiden menunjukkan pentingnya hubungan Korea dengan Indonesia. Sejak hubungan diplomatik kedua negara pada tahun 1973 atau 50 tahun terakhir ini banyak kemajuan ekonomi, perdagangan, budaya, people to people contact, diplomasi dan pertahanan," kata Yoon.
Baca juga: Presiden pastikan tak ada hambatan investasi ke para CEO Korsel
Presiden Yoon menambahkan Indonesia merupakan negara satu-satunya di Asia Tenggara yang memiliki kemitraan khusus dengan Korea Selatan. Selain itu, Presiden Yoon juga mengapresiasi kepemimpinan Indonesia dalam G20.
Dalam pertemuan itu, Jokowi menyampaikan selamat atas terpilihnya Yoon sebagai Presiden Korea Selatan. Jokowi meyakini kerja sama bilateral Indonesia dan Korea Selatan semakin kuat di bawah kepemimpinan Presiden Yoon.
"Hubungan Indonesia-Republik Korea selama ini sudah sangat kokoh, yang didasarkan pada kemitraan strategis khusus. Namun, ruang untuk terus meningkatkan kerja sama masih sangat lebar. Kunjungan saya kali ini akan saya gunakan untuk memperkokoh kerja sama terutama di bidang ekonomi," kata Jokowi.
Usai pertemuan bilateral, Presiden Jokowi dan Presiden Yoon kemudian menuju ruangan terpisah untuk menyaksikan penandatanganan sejumlah kerja sama.
Baca juga: Presiden Jokowi bertemu PM Kishida di Tokyo
Kerja sama pertama yang disepakati Indonesia da Korea Selatan ialah nota kerja sama antara Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal RI dengan Kementerian Perdagangan, Perindustrian dan Energi Republik Korea untuk meningkatkan investasi hijau berkelanjutan.
Kemudian ada kerja sama Protokol Perubahan Memorandum Saling Pengertian antara Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) RI dengan Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, dan Transportasi Republik Korea tentang kerja sama teknis pemindahan dan pembangunan ibu kota negara.
Terakhir ialah memorandum Saling Pengertian antara Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi RI dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Korea tentang kerja sama maritim.
Turut mendampingi Jokowi dalam pertemuan tersebut ialah Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, dan Duta Besar RI untuk Korea Selatan Gandi Sulistiyanto.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022