Oleh I Ketut Sutika
"Tek..tek...tek..tek", kolaborasi instrumen gamelan gong kebyar yang dimainkan tim kesenian Kodim Tabanan tampil dalam pentas seni budaya memeriahkan peringatan ke-67 Hari TNI itu suaranya cukup merdu.
Komando Daerah Militer Kodam IX Udayana menampilkan keunikan seni budaya dan kearifan lokal di delapan kabupaten dan satu kota di Bali di panggung terbuka Surya Candra Murti Museum Gunarsa, di Desa Takmung, Kecamatan Banjarangkan, Kabupaten Klungkung, 45 km timur Denpasar, Jumat (5/10).
Anggota TNI Kodim Tabanan dalam pementasan kesenian tektekan itu berkolaborasi dengan seniman dari Desa Kukuh, Kecamatan Kerambitan, Kabupaten Tabanan untuk menampilkan sebuah pementasan khas daerah "gudang beras" di Bali itu.
Tektekan, kesenian khas Kabupaten Tabanan itu menggunakan belasan buah kulkul ukuran kecil yang terbuat dari bambu dipadukan dengan alat musik lain seperti kendang, cengceng, kempur, gong kebyar.
Penampilan kesenian tektekan disesuaikan dengan kebutuhan sebuah pegelaran seni, sehingga menjadi sebuah tontonan seni yang dapat dinikmati oleh masyarakat dan anggota TNI dalam memeriahkan hari jadinya yang ke-67.
Panggung yang berkapasitas ribuan tempat duduk dipenuhi undangan dan anggota TNI yang sengaja perayaannya kali ini dikemas dalam pentas seni budaya.
Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) IX/Udayana Mayjen TNI Wisnu Bawa Tenaya bersama Gubernur Bali, Made Mangku Pastika memberikan apresiasi yang positif terhadap penampilan duta seni dari delapan kabupaten dan satu kota di Bali.
Kodim Klungkung selaku tuan rumah dalam peringatan itu menyuguhkan tari Rejang Gantung, Kodim Jembrana menampilkan kesenian Jegog, dan Kodim Buleleng mengandalkan Bebondresan.
Demikian pula Kodim Karangasem, Bangli, Gianyar, Badung, dan Kodim Denpasar menampilkan kesenian khas daerahnya masing-masing yang tidak kalah menarik perhatian undangan dan peserta upacara peringatan Hari TNI.
Kesenian tektekan dengan kemasan yang unik dan menarik, termasuk busananya hampir setiap tahun tampil dalam memeriahkan Pesta Kesenian Bali (PKB), aktivitas seni tahunan di Pulau Dewata, namun tetap saja mampu menarik perhatian penonton.
Pementasan kesenian tektekan mirip dengan gong blaganjur untuk menyambut kedatangan seorang tamu penting atau mengiringi pementasan gerak tari yang berperan sebagai dirigen, yakni memberikan aba-aba terhadap permainan alat musik tradisional tersebut.
Kesenian itu biasa ditata dalam komposisi, teknik permainan dan melodi mengiringi lakon dramatari, biasanya mengambil lakon "Katundung Ratna Mangali".
Tarian tersebut, juga dikemas dengan penampilan barong dan rangda sebagai wujud perbuatan baik (dharma) berhadapan dengan perbuatan jahat (adharma).
Kesenian tektekan sering dipentaskan di Puri Kerabitan dan sejumlah hotel di kawasan wisata Kuta, Sanur dan Nusa Dua, Kabupaten Badung.
Selama hampir delapan tahun periode 1997-2004 kesenian tektekan selalu mewakili duta seni Kabupaten Tabanan tampil dalam PKB, baik pementasan maupun pawai budaya.
Meskipun tampil secara berkesinambungan, namun penonton tidak merasa jenuh, karena dikemas sedemikian rupa sehingga masyarakat penonton tetap disuguhi kesenian yang unik dan menarik.
Penampilan masing-masing Kodim di delapan kabupaten/kota yang berkolaborasi dengan seniman setempat itu, juga dimeriahkan dengan garapan senderatari Prabu Udayana yang menggambarkan sejarah Kodam IX Udayana.
TNI bukan seniman
Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Wisnu Bawa Tenaya menyadari, anggota TNI yang mengemban tugas hingga ke pelosok pedesaan bukan seniman, namun belajar dari seniman setempat.
Hal itu sangat penting, mengingat TNI berkewajiban mengayomi seni budaya bangsa dengan menyediakan ruang untuk mendorong tumbuh kembangnya warisan dan kearifan lokal di masing-masing daerah.
Upaya yang dilakukan TNI itu tetap dilandasi semangat dan solidaritas TNI bersama segenap komponen bangsa dalam menjaga kedaulatan dan keutuhan NKRI. Dengan pengembangan seni budaya warisan leluhur akan mampu lebih memantapkan jati diri dan identitas bangsa.
Dorongan mengembangkan seni budaya dan kearifan lokal itu disertai dengan lebih memantapkan "menyama braya" atau hubungan yang baik dan harmonis sesama umat lintas agama, yang selama ini rukun dan harmonis di Bali dan daerah lainnya di tanah air.
"Menyama braya dan kerukunan hidup antarumat beragama yang baik dan harmonis selama ini diharapkan dapat terpelihara dan lebih ditingkatkan di masa-masa mendatang," harap Pangdam Mayjen Wisnu Bawa Tenaya dalam acara yang dihadiri tokoh-tokoh masyarakat dari delapan kabupaten dan satu kota di Pulau Dewata.
Oleh sebab dalam mengayomi seni budaya bangsa, peringatan Hari TNI di wilayah Kodam IX/Udayana yang terdiri atas Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT) dikemas dalam pendekatan budaya.
Rintisan dan upaya yang dilakukan itu terinspirasi dari sebuah bangunan Kori Agung Asta Brata yakni delapan prinsip kepemimpinan di Museum Gunarsa, Klungkung.
Panggung terbuka Surya Candra Murti di kawasan Museum Seni Lukis Klasik Bali itu dilengkapi delapan pintu yang masing-masing mempunyai makna.
Nyoman Gunarsa, maestro seni lukis Bali menjelaskan konsep Asta Brata tersebut yang juga diwujudkan dalam sebuah patung yang dibangun di depan museum Seni Lukis Klasik Bali.
Panggung terbuka Surya Candra Murti dilengkapi dengan sebuah bangunan sebagai latar belakang panggung megah itu, dengan delapan pintu menggunakan kayu besi yang didatangkan secara khusus dari Papua.
Kedelapan pintu itu yang satu sama lainnya saling mempunyai keterkaitan yakni melambangkan sebagai matahari, yakni seorang pemimpin harus mampu seperti matahari untuk menyinari semua bumi.
Pintu lainnya mencerminkan bulan yang mampu memberikan kesejukan, bintang untuk mampu berprestasi yang terbaik, langit mencerminkan wawasan luas, tanah bumi tempat kehidupan, api (energi), angin (nafas) dan air yang mampu memberikan kesejahteraan dalam kehidupan.
Oleh sebab itu para pemimpin diharapkan mampu menerapkan kepemimpinan Asta Berata sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan anggota TNI maupun masyarakat secara keseluruhan, harap Nyoman Gunarsa yang juga tuan rumah dalam peringatan Hari TNI tersebut.(*/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012
"Tek..tek...tek..tek", kolaborasi instrumen gamelan gong kebyar yang dimainkan tim kesenian Kodim Tabanan tampil dalam pentas seni budaya memeriahkan peringatan ke-67 Hari TNI itu suaranya cukup merdu.
Komando Daerah Militer Kodam IX Udayana menampilkan keunikan seni budaya dan kearifan lokal di delapan kabupaten dan satu kota di Bali di panggung terbuka Surya Candra Murti Museum Gunarsa, di Desa Takmung, Kecamatan Banjarangkan, Kabupaten Klungkung, 45 km timur Denpasar, Jumat (5/10).
Anggota TNI Kodim Tabanan dalam pementasan kesenian tektekan itu berkolaborasi dengan seniman dari Desa Kukuh, Kecamatan Kerambitan, Kabupaten Tabanan untuk menampilkan sebuah pementasan khas daerah "gudang beras" di Bali itu.
Tektekan, kesenian khas Kabupaten Tabanan itu menggunakan belasan buah kulkul ukuran kecil yang terbuat dari bambu dipadukan dengan alat musik lain seperti kendang, cengceng, kempur, gong kebyar.
Penampilan kesenian tektekan disesuaikan dengan kebutuhan sebuah pegelaran seni, sehingga menjadi sebuah tontonan seni yang dapat dinikmati oleh masyarakat dan anggota TNI dalam memeriahkan hari jadinya yang ke-67.
Panggung yang berkapasitas ribuan tempat duduk dipenuhi undangan dan anggota TNI yang sengaja perayaannya kali ini dikemas dalam pentas seni budaya.
Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) IX/Udayana Mayjen TNI Wisnu Bawa Tenaya bersama Gubernur Bali, Made Mangku Pastika memberikan apresiasi yang positif terhadap penampilan duta seni dari delapan kabupaten dan satu kota di Bali.
Kodim Klungkung selaku tuan rumah dalam peringatan itu menyuguhkan tari Rejang Gantung, Kodim Jembrana menampilkan kesenian Jegog, dan Kodim Buleleng mengandalkan Bebondresan.
Demikian pula Kodim Karangasem, Bangli, Gianyar, Badung, dan Kodim Denpasar menampilkan kesenian khas daerahnya masing-masing yang tidak kalah menarik perhatian undangan dan peserta upacara peringatan Hari TNI.
Kesenian tektekan dengan kemasan yang unik dan menarik, termasuk busananya hampir setiap tahun tampil dalam memeriahkan Pesta Kesenian Bali (PKB), aktivitas seni tahunan di Pulau Dewata, namun tetap saja mampu menarik perhatian penonton.
Pementasan kesenian tektekan mirip dengan gong blaganjur untuk menyambut kedatangan seorang tamu penting atau mengiringi pementasan gerak tari yang berperan sebagai dirigen, yakni memberikan aba-aba terhadap permainan alat musik tradisional tersebut.
Kesenian itu biasa ditata dalam komposisi, teknik permainan dan melodi mengiringi lakon dramatari, biasanya mengambil lakon "Katundung Ratna Mangali".
Tarian tersebut, juga dikemas dengan penampilan barong dan rangda sebagai wujud perbuatan baik (dharma) berhadapan dengan perbuatan jahat (adharma).
Kesenian tektekan sering dipentaskan di Puri Kerabitan dan sejumlah hotel di kawasan wisata Kuta, Sanur dan Nusa Dua, Kabupaten Badung.
Selama hampir delapan tahun periode 1997-2004 kesenian tektekan selalu mewakili duta seni Kabupaten Tabanan tampil dalam PKB, baik pementasan maupun pawai budaya.
Meskipun tampil secara berkesinambungan, namun penonton tidak merasa jenuh, karena dikemas sedemikian rupa sehingga masyarakat penonton tetap disuguhi kesenian yang unik dan menarik.
Penampilan masing-masing Kodim di delapan kabupaten/kota yang berkolaborasi dengan seniman setempat itu, juga dimeriahkan dengan garapan senderatari Prabu Udayana yang menggambarkan sejarah Kodam IX Udayana.
TNI bukan seniman
Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Wisnu Bawa Tenaya menyadari, anggota TNI yang mengemban tugas hingga ke pelosok pedesaan bukan seniman, namun belajar dari seniman setempat.
Hal itu sangat penting, mengingat TNI berkewajiban mengayomi seni budaya bangsa dengan menyediakan ruang untuk mendorong tumbuh kembangnya warisan dan kearifan lokal di masing-masing daerah.
Upaya yang dilakukan TNI itu tetap dilandasi semangat dan solidaritas TNI bersama segenap komponen bangsa dalam menjaga kedaulatan dan keutuhan NKRI. Dengan pengembangan seni budaya warisan leluhur akan mampu lebih memantapkan jati diri dan identitas bangsa.
Dorongan mengembangkan seni budaya dan kearifan lokal itu disertai dengan lebih memantapkan "menyama braya" atau hubungan yang baik dan harmonis sesama umat lintas agama, yang selama ini rukun dan harmonis di Bali dan daerah lainnya di tanah air.
"Menyama braya dan kerukunan hidup antarumat beragama yang baik dan harmonis selama ini diharapkan dapat terpelihara dan lebih ditingkatkan di masa-masa mendatang," harap Pangdam Mayjen Wisnu Bawa Tenaya dalam acara yang dihadiri tokoh-tokoh masyarakat dari delapan kabupaten dan satu kota di Pulau Dewata.
Oleh sebab dalam mengayomi seni budaya bangsa, peringatan Hari TNI di wilayah Kodam IX/Udayana yang terdiri atas Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT) dikemas dalam pendekatan budaya.
Rintisan dan upaya yang dilakukan itu terinspirasi dari sebuah bangunan Kori Agung Asta Brata yakni delapan prinsip kepemimpinan di Museum Gunarsa, Klungkung.
Panggung terbuka Surya Candra Murti di kawasan Museum Seni Lukis Klasik Bali itu dilengkapi delapan pintu yang masing-masing mempunyai makna.
Nyoman Gunarsa, maestro seni lukis Bali menjelaskan konsep Asta Brata tersebut yang juga diwujudkan dalam sebuah patung yang dibangun di depan museum Seni Lukis Klasik Bali.
Panggung terbuka Surya Candra Murti dilengkapi dengan sebuah bangunan sebagai latar belakang panggung megah itu, dengan delapan pintu menggunakan kayu besi yang didatangkan secara khusus dari Papua.
Kedelapan pintu itu yang satu sama lainnya saling mempunyai keterkaitan yakni melambangkan sebagai matahari, yakni seorang pemimpin harus mampu seperti matahari untuk menyinari semua bumi.
Pintu lainnya mencerminkan bulan yang mampu memberikan kesejukan, bintang untuk mampu berprestasi yang terbaik, langit mencerminkan wawasan luas, tanah bumi tempat kehidupan, api (energi), angin (nafas) dan air yang mampu memberikan kesejahteraan dalam kehidupan.
Oleh sebab itu para pemimpin diharapkan mampu menerapkan kepemimpinan Asta Berata sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan anggota TNI maupun masyarakat secara keseluruhan, harap Nyoman Gunarsa yang juga tuan rumah dalam peringatan Hari TNI tersebut.(*/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012