Denpasar (Antara Bali) - Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga  Provinsi Bali Anak Agung Ngurah Gede Sujaya meminta para guru di Pulau Dewata mengefektifkan pendidikan karakter untuk mencegah terjadinya tawuran pelajar.

"Mengantisipasi jangan sampai tawuran, harus dibangun jati diri, harus dilakukan langkah-langkah penyadaran generasi muda bahwa tugas utama siswa belajar. Harus disentuh dengan pendidikan karakter, bagaimana siswa harus menyikapi diri agar memiliki rasa tanggung jawab terhadap masa depan," katanya di Denpasar, Rabu.

Untuk menunjang pendidikan berkarakter, ia berharap para guru agar turut memperhatikan suasana belajar di kelas, adakah kekurangperhatian dari anak-anak ketika akan memulai suatu pelajaran.

Sujaya mengatakan, selain penekanan pendidikan karakter, para siswa perlu diprogramkan berbagai kegiatan positif di luar kelas seperti pramuka, pelatihan bela negara, paskibraka, siaga bencana dan sebagainya sehingg waktu luang siswa bisa digunakan untuk pengembangan diri.

"Sebenarnya di sekolah-sekolah sudah ada, ini yang kami minta pengawasan terpadu untuk bersama mengarahkan siswanya untuk memilih salah satu program pengembangan diri tersebut," ujarnya.

Menurut dia, walaupun program pengembangan diri (ekstrakurikuler) tidak ada nilai di rapor secara khusus, tetapi sikap dan perilaku harus dikontrol bersama. "Di sana dituntut suasana batiniah dan budi pekerti, sehingga para siswa sadar bahwa masih perlu diberikan pembekalan atau pengetahuan lebih banyak lagi," ujarnya.

Secara umum, Sujaya melihat potensi munculnya tawuran pelajar di Bali tidak seperti di kota besar lainnya karena telah dilakukan berbagai antisipasi, termasuk di tingkat banjar (dusun) dan sekaa teruna (perkumpulan pemuda).(LHS) 

Pewarta:

Editor : Masuki


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012