Lebih dari 3.200 kasus yang terkonfirmasi cacar monyet dan satu kematian dilaporkan ke Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebagai bagian dari wabah saat ini.

Menurut Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, diperlukan pengawasan intensif di kalangan masyarakat yang lebih luas, sementara kasus di negara-negara non endemik masih didominasi oleh laki-laki yang berhubungan seks sesama jenis.

"Penularan dari orang ke orang sedang berlangsung dan kemungkinan diremehkan," kata Tedros pada pertemuan Komite Darurat Peraturan Kesehatan Internasional (2005), Kamis (23/6).

Baca juga: Kanada laporkan 10 kasus cacar monyet baru

Pertemuan para ahli itu diselenggarakan oleh WHO untuk memutuskan apakah akan menyatakan cacar monyet sebagai darurat kesehatan global.

Sebuah "darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional" adalah tingkat kewaspadaan tertinggi di WHO.

Tedros meminta negara-negara anggota untuk berbagi informasi tentang virus tersebut karena akan membantu WHO dalam mendukung upaya membendung penularan.

Baca juga: Cacar monyet muncul di tujuh negara bagian, Amerika
 

Pakar Kesehatan
Pakar kesehatan mempertanyakan respons WHO yang baru membahas kemungkinan wabah cacar monyet yang meluas sebagai darurat kesehatan global. Pada Kamis (23/6/2022), Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) membentuk komite untuk mempertimbangkan apakah wabah cacar monyet perlu dinyatakan sebagai darurat kesehatan global.

Namun beberapa pakar kesehatan mengatakan keputusan WHO untuk bertindak hanya setelah penyakit itu menyebar ke Barat dapat memperkuat ketidakadilan yang muncul antara negara-negara kaya dan miskin selama pandemi virus corona.

Mendeklarasikan cacar monyet sebagai keadaan darurat global berarti badan kesehatan PBB menganggap wabah itu sebagai "peristiwa luar biasa" dan penyakit itu berisiko menyebar melintasi lebih banyak perbatasan, serta mungkin memerlukan tanggapan global

Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani

Editor : Adi Lazuardi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022