Melonjaknya biaya hidup mendorong sebagian warga Inggris untuk berjudi dan berinvestasi di mata uang kripto sebagai upaya mencukupi kebutuhan, kata lembaga sosial yang menangani pecandu judi, Kamis.

Menurut GamCare, pihaknya banyak menerima telepon dari penerima bantuan sosial yang berjudi dan berharap menang agar bisa menutupi kebutuhan, tetapi mereka kalah taruhan.

Lembaga itu melaporkan beberapa orang yang telah pulih dari kecanduan kini berjudi lagi karena tekanan finansial.

Masyarakat di Inggris, salah satu dari tujuh negara maju dalam G7, tengah menghadapi tingginya angka inflasi yang mencapai 9,1 persen pada Mei, rekor tertinggi dalam 40 tahun terakhir.

Bank sentral Inggris, Bank of England, telah memperingatkan bahwa inflasi dapat menembus angka 11 persen pada Oktober.

Sebuah survei dengan 4.000 lebih responden oleh GamCare menunjukkan 46 persen di antaranya mengaku khawatir dengan kondisi keuangan mereka.

Lebih dari separuh responden mengaku telah berjudi dalam 12 bulan terakhir dan sebagian besar dari mereka kehilangan uang akibat kalah judi.

"Para penasihat di layanan bantuan kami mendengarkan bahwa biaya hidup sedang mempengaruhi perilaku berjudi, khususnya di kalangan mereka yang telah pulih (dari kecanduan)," kata Anna Hemmings, kepala eksekutif GamCare.

Demontrasi
Akibat inflasi yang tinggi telah menimbulkan demontrasi dari para pekerja karena pendapatan mereka terpotong.

Jaringan kereta api Inggris kini menghadapi aksi pemogokan terbesar dalam lebih dari tiga dekade berturut-turut. Peristiwa ini terjadi karena inflasi yang melonjak mengikis pendapatan para pekerja.
Serikat pekerja kereta api Inggris, RMT, mengatakan bahwa lebih dari 50.000 pekerja akan ambil bagian dalam pemogokan nasional tiga hari.

Ini bertepatan dengan acara-acara besar termasuk festival musik Glastonbury hingga ujian nasional sekolah.
 
RMT berpendapat bahwa pemogokan diperlukan karena upah gagal mengimbangi inflasi, yang telah mencapai level tertinggi 40 tahun.

Pekerjaan juga berisiko dengan lalu lintas penumpang yang belum sepenuhnya pulih setelah pencabutan penguncian pandemi virus corona.



 

Pewarta: Anton Santoso

Editor : Adi Lazuardi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022