Lubuk Sikaping, Sumbar (Antara Bali) - Pemerintah Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat, memanfaatkan peringatan kulminasi matahari yang dihelat selama 10 hari di Equator Bonjol untuk melestarikan kesenian dan kebudayaan lokal agar dikenal masyarakat.

"Kami menampilkan sejumlah aksi kesenian lokal agar dapat ditonton masyarakat sehingga tidak hilang dimakan waktu," kata Kepala Bidang (Kabid) Pariwisata Disporabudpar Pasaman Ricky Riswandi di Lubuk Sikaping, Senin.

Ia menyebutkan, kesenian yang ditampilkan saat perhelatan kulminasi matahari seperti tari iriak anjai dan cimuntu yang berasal dari kampung halaman salah seorang pahlawan Nasional Tuanku Imam Bonjol.

Menurut dia, kesenian tradisi Pasaman tersebut perlu dipertontonkan menyusul akhir-akhir ini mulai hilang di tengah-tengah masyarakat.

"Seiring berkembangnya zaman dikhawatirkan kesenian dan tradisi khas Minangkabau menghilang dari masyarakat, terutama bagi kalangan pemuda dan anak sekolah," kata dia.

Kesenian khas milik daerah merupakan salah satu kekayaan yang dimiliki untuk mendongkrak minat wisatawan berkunjung, terutama turis mancanegara. "Kalau bicara soal alam, banyak kawasan indah yang ada di berbagai daerah, akan tetapi kebudayaan, adalah sesuatu yang paling diminati turis," kata dia.(*/T007)

Pewarta:

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012