Asisten Deputi Kemitraan dan Perluasan Pasar dan Kementerian Koperasi dan UKM (KemenkopUKM) Fixy optimis sebanyak 30 juta UMKM bisa mendigitalisasi usaha mereka hingga 2024 karena sampai Mei 2022 sebanyak 18,5 juta UMKM telah berhasil go digital.

"Untuk 2023 ditargetkan sekitar 24,5 juta UMKM bisa on boarding di platform digital, dan 500 ribu lagi untuk 2024. Tapi kelihatannya bisa terlampaui," kata Fixy dalam taklimat media yang dipantau di Jakarta, Selasa.

Ia optimis semakin banyak UMKM yang bisa mendigitalisasi usaha dengan dorongan berbagai program dari Kementerian dan Lembaga (K/L) yang terus bersinergi, antara lain melalui Gerakan Nasional Bangga Buat Indonesia (Gernas BBI) dan Pameran Pekan Karya Kreatif Indonesia (KKI).

Hanya saja, ia menyebutkan tingkat literasi digital yang rendah menjadi salah satu kendala yang dihadapi pemerintah dalam mendigitalisasi UMKM.

"Bukan hanya literasi digital pelaku UMKM yang masih rendah, di tingkat pembina untuk masalah literasi digital juga masih tanda tanya," katanya.
 

Pelaku UMKM juga masih banyak yang hanya berfokus pada penjualan secara langsung di toko fisik sehingga mereka tidak memantau secara berkala toko daring mereka.

"Mereka membuka laptop atau ponsel dua hari kemudian, dan baru balas pertanyaan pelanggan. Itu tidak bisa seperti itu," katanya.

Karena itu, menurutnya, pelaku UMKM perlu meningkatkan kapasitas produksi terlebih dahulu sebelum melakukan digitalisasi usaha agar nantinya tidak mengecewakan pelanggan.

"Jadi kapasitas produksi UMKM yang sudah berani on boarding di platform digital itu harus selalu dijaga. Jangan sampai sudah on boarding tapi dipesan seribu barang, tidak ada barangnya, ini profesionalitas yang akan menjadi tanda tanya," ucapnya.

Sebagaimana diketahui, UMKM berperan penting dalam perekonomian Indonesia sangat karena mampu bertahan selama masa pandemi COVID-19 dengan jumlah pelaku yang terus bertambah hingga mencapai 64,2 juta saat ini.
 

Pewarta: Sanya Dinda Susanti

Editor : Adi Lazuardi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022