Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tabanan, Bali, mengadakan perayaan Tumpek Wariga dengan Upacara Wana Kerthi sebagai pelaksanaan tata-titi kehidupan masyarakat Bali berdasarkan nilai-nilai kearifan lokal sad kerthi dalam Bali era baru.
Dalam kegiatan di kawasan DTW Alas Kedaton, Kukuh, Marga, Tabanan, Sabtu, Bupati Tabanan Sanjaya mengatakan Pemkab Tabanan selalu berusaha menjaga kesucian, kelestarian, keseimbangan, keselarasan, keharmonisan alam beserta isinya sekala-niskala cerminan perwujudan nilai sad kerthi menuju Bali era baru.
"Upacara Tumpek Wariga ini mempunyai arti agar kita sebagai umat manusia bisa introspeksi diri dan melakukan hal yang baik, seperti selalu berusaha membangun keharmonisan antara manusia dengan alam semesta di hari yang suci ini," ujarnya.
Untuk itu, Bupati Tabanan Sanjaya mengajak seluruh jajaran dan elemen masyarakat saat itu melakukan doa sebagai ucap syukur yang tulus ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa, sehingga perayaan ini mendapat berkah sesuai yang diharapkan.
Baca juga: "Ketog Semprong Syawalan 2022" di Tabanan tingkatkan harmonis Umat Beragama
"Di hari yang baik ini, saya mengucapkan terima kasih kepada seluruh hadirin atas keikutsertaannya dalam acara ini. Semoga dengan berkat Ida Sang Hyang Widhi Wasa, selalu mendapat kerahayuan dan keselamatan juga membawa persatuan di bumi Tabanan dalam menuju terwujudnya Tabanan era baru yang aman, unggul dan madani," kata Sanjaya.
Tumpek Wariga sendiri merupakan hari suci umat Hindu di Bali yang dirayakan setiap enam bulan sekali sebagai penanda 25 hari sebelum galungan.
Pemujaan ini ditujukan kepada Ida Sang Hyang Widhi yang manifestasinya sebagai Dewa Sangkara atau Dewa penguasa kesuburan semua pepohonan dan tumbuhan.
Dalam upacara tersebut dipersembahkan lima macam bubur/bubur sumsum kepada semua tumbuh-tumbuhan, diantarannya, bubur beras putih, bubur beras merah, bubur sumsum hijau, bubur ketan kuning, dan bubur beras injin atau beras hitam.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022
Dalam kegiatan di kawasan DTW Alas Kedaton, Kukuh, Marga, Tabanan, Sabtu, Bupati Tabanan Sanjaya mengatakan Pemkab Tabanan selalu berusaha menjaga kesucian, kelestarian, keseimbangan, keselarasan, keharmonisan alam beserta isinya sekala-niskala cerminan perwujudan nilai sad kerthi menuju Bali era baru.
"Upacara Tumpek Wariga ini mempunyai arti agar kita sebagai umat manusia bisa introspeksi diri dan melakukan hal yang baik, seperti selalu berusaha membangun keharmonisan antara manusia dengan alam semesta di hari yang suci ini," ujarnya.
Untuk itu, Bupati Tabanan Sanjaya mengajak seluruh jajaran dan elemen masyarakat saat itu melakukan doa sebagai ucap syukur yang tulus ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa, sehingga perayaan ini mendapat berkah sesuai yang diharapkan.
Baca juga: "Ketog Semprong Syawalan 2022" di Tabanan tingkatkan harmonis Umat Beragama
"Di hari yang baik ini, saya mengucapkan terima kasih kepada seluruh hadirin atas keikutsertaannya dalam acara ini. Semoga dengan berkat Ida Sang Hyang Widhi Wasa, selalu mendapat kerahayuan dan keselamatan juga membawa persatuan di bumi Tabanan dalam menuju terwujudnya Tabanan era baru yang aman, unggul dan madani," kata Sanjaya.
Tumpek Wariga sendiri merupakan hari suci umat Hindu di Bali yang dirayakan setiap enam bulan sekali sebagai penanda 25 hari sebelum galungan.
Pemujaan ini ditujukan kepada Ida Sang Hyang Widhi yang manifestasinya sebagai Dewa Sangkara atau Dewa penguasa kesuburan semua pepohonan dan tumbuhan.
Dalam upacara tersebut dipersembahkan lima macam bubur/bubur sumsum kepada semua tumbuh-tumbuhan, diantarannya, bubur beras putih, bubur beras merah, bubur sumsum hijau, bubur ketan kuning, dan bubur beras injin atau beras hitam.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022