Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Bali memprediksi kinerja penjualan ritel pada April 2022 di daerah itu dapat menunjukkan pertumbuhan sekitar 0,5 persen (mtm), seiring semakin bergairahnya aktivitas ekonomi Bali.
"Kinerja penjualan ritel di Provinsi Bali tetap kuat seiring dengan meningkatnya mobilitas masyarakat dan persiapan Idul Fitri saat bulan April lalu," kata Kepala KPwBI Provinsi Bali Trisno Nugroho di Denpasar, Sabtu.
Ia menambahkan, semakin bergairahnya aktivitas ekonomi Bali akibat meningkatnya pendapatan masyarakat dan terkendalinya penyebaran kasus COVID-19. Peningkatan pendapatan sejalan dengan adanya pembayaran tunjangan hari raya (THR) yang mendorong adanya kenaikan permintaan dari masyarakat.
Baca juga: Delegasi G20 kunjungi pameran UMKM dan coba gunakan QRIS di Denpasar (video)
Sedangkan semakin tingginya mobilitas masyarakat, didukung pelonggaran persyaratan perjalanan dalam negeri di semua moda transportasi, baik darat, laut maupun udara bagi pelaku perjalanan yang telah mendapatkan vaksinasi penguat "booster" dibebaskan dari kewajiban tes antigen dan PCR.
"Kinerja penjualan ritel di Bali bersumber dari penjualan beberapa kelompok barang peralatan informasi dan komunikasi, serta sandang," ucap Trisno.
Kinerja positif penjualan eceran di Bali pada April 2022 tersebut selaras dengan kondisi nasional. Hal ini tercermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) nasional yang tumbuh sebesar 6,8 persen (mtm), yang bersumber dari meningkatnya kinerja penjualan eceran pada Makanan, Minuman, dan Tembakau serta Sandang.
Baca juga: BI: Dunia usaha di Bali tunjukkan perbaikan
Sebelumnya KPwBI mencatat kinerja penjualan ritel di Pulau Dewata pada Maret 2022 juga mengalami perbaikan dibandingkan bulan sebelumnya, yakni sebesar 0,8 persen (mtm) seiring penurunan kasus COVID-19 dan relaksasi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
"Selain itu, juga didukung banyaknya kegiatan di Bali pada bulan Maret yang didukung pelonggaran persyaratan tes antigen/PCR untuk pelaku perjalanan penerbangan," ujar Trisno.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022
"Kinerja penjualan ritel di Provinsi Bali tetap kuat seiring dengan meningkatnya mobilitas masyarakat dan persiapan Idul Fitri saat bulan April lalu," kata Kepala KPwBI Provinsi Bali Trisno Nugroho di Denpasar, Sabtu.
Ia menambahkan, semakin bergairahnya aktivitas ekonomi Bali akibat meningkatnya pendapatan masyarakat dan terkendalinya penyebaran kasus COVID-19. Peningkatan pendapatan sejalan dengan adanya pembayaran tunjangan hari raya (THR) yang mendorong adanya kenaikan permintaan dari masyarakat.
Baca juga: Delegasi G20 kunjungi pameran UMKM dan coba gunakan QRIS di Denpasar (video)
Sedangkan semakin tingginya mobilitas masyarakat, didukung pelonggaran persyaratan perjalanan dalam negeri di semua moda transportasi, baik darat, laut maupun udara bagi pelaku perjalanan yang telah mendapatkan vaksinasi penguat "booster" dibebaskan dari kewajiban tes antigen dan PCR.
"Kinerja penjualan ritel di Bali bersumber dari penjualan beberapa kelompok barang peralatan informasi dan komunikasi, serta sandang," ucap Trisno.
Kinerja positif penjualan eceran di Bali pada April 2022 tersebut selaras dengan kondisi nasional. Hal ini tercermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) nasional yang tumbuh sebesar 6,8 persen (mtm), yang bersumber dari meningkatnya kinerja penjualan eceran pada Makanan, Minuman, dan Tembakau serta Sandang.
Baca juga: BI: Dunia usaha di Bali tunjukkan perbaikan
Sebelumnya KPwBI mencatat kinerja penjualan ritel di Pulau Dewata pada Maret 2022 juga mengalami perbaikan dibandingkan bulan sebelumnya, yakni sebesar 0,8 persen (mtm) seiring penurunan kasus COVID-19 dan relaksasi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
"Selain itu, juga didukung banyaknya kegiatan di Bali pada bulan Maret yang didukung pelonggaran persyaratan tes antigen/PCR untuk pelaku perjalanan penerbangan," ujar Trisno.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022