Gunung Kidul (Antara Bali) - Kalangan masyarakat Desa Girisekar, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menggelar ritual pembukaan Cupu Kyai Panjolo yang dipercayai masyarakat mampu meramal perkembangan situasi di Indonesia.

Ritual pembukaan Cupu Kyai Panjolo dilaksanakan setiap malam Selasa Kliwon pada bulan Syawal. Prosesi ritual dimulai Selasa dini hari pukul 01.15 WIB dan selesai kurang lebih pukul 04.00 WIB, yang dipimpin juru kunci Dwijo Sumarto (67). Prosesi pembersihan Cupu Kyai Panjolo ini merupakan ritual magis yang sudah sejak ratusan tahun lalu dilakukan warga Dusun Mendak.

Cupu Panjolo yang diletakkan dalam peti kayu tertutup ukuran lebar 35 centimeter, panjang 20 centimeter dan tinggi 15 centimeter yang dibungkus kain kafan, besarnya hampir sama sekarung beras 50 kilogram, meski hanya berujud tiga buah guci masing-masing berukuran sekitar sekepal tangan orang dewasa.

Peti tersebut dibalut dengan puluhan kain kafan yang akan diganti setiap tahunnya. Saat dibuka, lembar demi lembar kain kafan itu akan muncul noda berwarna cokelat yang jika dicermati akan membentuk gambar maupun angka-angka. Gambaran inilah yang konon dipercaya warga sebagai ramalan yang akan terjadi pada negeri ini pada setahun  yang akan datang.

Warnanya hijau kekuningan. Konon umurnya hingga kini sudah sekitar 500 tahun. Cupu paling besar bernama Semar Kinandu, yang agak kecil Kalang Kinantang sedang yang paling kecil Kenthiwiri.

Saat sesepuh dan ahli waris Cupu Kyai Panjolo, Dwijo Sumarto membuka lembar kain, terdapat beberapa bercak dalam kain kafan yang dibacakan dalam bentuk simbol. Di lembar kain kafan, ada 59 hal yang terbaca seperti adanya  gunung mengeluarkan asap di sebelah timur, sementara di sebelah selatan terdapat penampakan "Petruk Joget".(LHS/T007)

Pewarta:

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012