Jakarta (Antara Bali) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyatakan target untuk menjadikan jumlah penduduk Indonesia yang tumbuh dan berimbang tahun 2015 bisa dicapai dengan program KB.
"Untuk mencapai penduduk yang tumbuh berimbang perlu dilakukan program KB," kata Deputi Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga BKKBN Sudibyo Alimoeso di Jakarta, Jumat.
Ia menjelaskan, jumlah penduduk yang tumbuh dan berimbang bisa diartikan adanya keseimbangan antara angka kelahiran dan jumlah kematian.
Hal tersebut, kata dia, bisa menghindari adanya kemungkinan ledakan penduduk yang bisa mengancam ketersediaan pangan, kecukupan lahan, penyiapan energi hingga lapangan pekerjaan.
Menurut Sudibyo, sejumlah hal bisa dilakukan untuk mencapai penduduk tumbuh dan berimbang pada 2015, di antaranya melalui peningkatan pelayanan kontrasepsi, penundaan usia perkawinan dan lain sebagainya.
"Di negara lain, contohnya China, aborsi dijadikan salah satu upaya untuk menekan laju pertumbuhan penduduk bagi mereka yang memiliki anak banyak, namun kebijakan tersebut jelas tidak bisa dilakukan di Indonesia," ucapnya.(*/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012
"Untuk mencapai penduduk yang tumbuh berimbang perlu dilakukan program KB," kata Deputi Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga BKKBN Sudibyo Alimoeso di Jakarta, Jumat.
Ia menjelaskan, jumlah penduduk yang tumbuh dan berimbang bisa diartikan adanya keseimbangan antara angka kelahiran dan jumlah kematian.
Hal tersebut, kata dia, bisa menghindari adanya kemungkinan ledakan penduduk yang bisa mengancam ketersediaan pangan, kecukupan lahan, penyiapan energi hingga lapangan pekerjaan.
Menurut Sudibyo, sejumlah hal bisa dilakukan untuk mencapai penduduk tumbuh dan berimbang pada 2015, di antaranya melalui peningkatan pelayanan kontrasepsi, penundaan usia perkawinan dan lain sebagainya.
"Di negara lain, contohnya China, aborsi dijadikan salah satu upaya untuk menekan laju pertumbuhan penduduk bagi mereka yang memiliki anak banyak, namun kebijakan tersebut jelas tidak bisa dilakukan di Indonesia," ucapnya.(*/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012