ACT (Aksi Cepat Tanggap) Cabang Bali bekerja sama dengan "Hikmah Foundation" melaksanakan buka bersama (bukber) puasa Ramadhan dengan forum bisnis yang membahas bisnis pasca-pandemi dengan tema "Sustainable Business Development : Potensi Bisnis Bali di Akhir Pandemi" di Kuta, Kabupaten Badung.
Humas ACT dalam keterangan resmi yang diterima, Senin, melaporkan kegiatan yang dihadiri oleh ratusan pengusaha UMKM di Kuta, Kabupaten Badung, Bali (24/4/22) itu menyikapi pandemi yang menyebabkanbanyak bisnis yang gulung tikar, pertokoan tutup, dan tidak sedikit pula karyawan mengalami pemutusan kontrak.
Harapannya, saat ini merupakan babak akhir dari pandemi yang telah terjadi sejak akhir tahun 2019. Pandemi yang telah memakan banyak korban jiwa, ternyata tidak hanya berdampak pada dunia medis saja, melainkan dunia bisnis pun ikut mengalami perubahan yang luar biasa.
ACT mengundang pembicara yang ahli dalam bidangnya masing-masing. Satu diantaranya yaitu Ibnu Khajar yang merupakan Presiden Aksi Cepat Tanggap dari Jakarta. Pembicara lainnya yaitu Pinto Wahyudi, merupakan Ketua Umum MES (Masyarakat Ekonomi Syariah) Bali.
Pada kesempatan ini, Pinto Wahyudi selaku pembicara pertama membicarakan mengenai keadaan Bali yang mengalami kerugian cukup parah oleh pandemi yang terjadi pada akhir tahun 2019. Tidak hanya itu, ia juga menjelaskan dan menceritakan tentang bisnis apa saja yang masih bertahan sampai sekarang meskipun badai pandemi ini menerjang hampir semua lini kehidupan.
Pada akhir kesempatannya, Pinto menambahkan dan memberikan pesan kepada para peserta yang hadir untuk tetap kuat dan jeli melihat peluang yang ada walaupun selama hampir tiga tahun ke belakang dihajar situasi sulit akibat pandemi COVID-19.
Selaku pembicara kedua, Ibnu Khajar menjelaskan tentang wakaf yang mempunyai potensi menjadi bisnis masa depan yang terus berkelanjutan dan memiliki dampak positif bagi kehidupan daerah sekitarnya. "Wakaf merupakan bagian dari bisnis dan investasi yang saling menguntungkan sejak zaman Usman Bin Affan," ungkap Ibnu Khajar.
Mendengar penjelasan ini, para peserta yang hadir sangat antusias dengan materi mengenai potensi wakaf untuk bisnis berkelanjutan ini. Ibnu Khajar pun mengajak para peserta yang sebagian besar merupakan para pengusaha bersama-sama untuk berpartisipasi dalam menghidupkan bisnis wakaf berupa sawah produktif dan lumbung ternak wakaf yang akan digunakan menghidupi dan mendukung perekonomian Bali dan sekitarnya.
"Bisnis berbasis wakaf ini diharapkan menjadi cara gotong-royong masyarakat untuk membantu sesama yang sedang membutuhkan," katanya dalam gathering yang ditutup dengan buka bersama dan foto bersama dengan para pembicara itu.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022
Humas ACT dalam keterangan resmi yang diterima, Senin, melaporkan kegiatan yang dihadiri oleh ratusan pengusaha UMKM di Kuta, Kabupaten Badung, Bali (24/4/22) itu menyikapi pandemi yang menyebabkanbanyak bisnis yang gulung tikar, pertokoan tutup, dan tidak sedikit pula karyawan mengalami pemutusan kontrak.
Harapannya, saat ini merupakan babak akhir dari pandemi yang telah terjadi sejak akhir tahun 2019. Pandemi yang telah memakan banyak korban jiwa, ternyata tidak hanya berdampak pada dunia medis saja, melainkan dunia bisnis pun ikut mengalami perubahan yang luar biasa.
ACT mengundang pembicara yang ahli dalam bidangnya masing-masing. Satu diantaranya yaitu Ibnu Khajar yang merupakan Presiden Aksi Cepat Tanggap dari Jakarta. Pembicara lainnya yaitu Pinto Wahyudi, merupakan Ketua Umum MES (Masyarakat Ekonomi Syariah) Bali.
Pada kesempatan ini, Pinto Wahyudi selaku pembicara pertama membicarakan mengenai keadaan Bali yang mengalami kerugian cukup parah oleh pandemi yang terjadi pada akhir tahun 2019. Tidak hanya itu, ia juga menjelaskan dan menceritakan tentang bisnis apa saja yang masih bertahan sampai sekarang meskipun badai pandemi ini menerjang hampir semua lini kehidupan.
Pada akhir kesempatannya, Pinto menambahkan dan memberikan pesan kepada para peserta yang hadir untuk tetap kuat dan jeli melihat peluang yang ada walaupun selama hampir tiga tahun ke belakang dihajar situasi sulit akibat pandemi COVID-19.
Selaku pembicara kedua, Ibnu Khajar menjelaskan tentang wakaf yang mempunyai potensi menjadi bisnis masa depan yang terus berkelanjutan dan memiliki dampak positif bagi kehidupan daerah sekitarnya. "Wakaf merupakan bagian dari bisnis dan investasi yang saling menguntungkan sejak zaman Usman Bin Affan," ungkap Ibnu Khajar.
Mendengar penjelasan ini, para peserta yang hadir sangat antusias dengan materi mengenai potensi wakaf untuk bisnis berkelanjutan ini. Ibnu Khajar pun mengajak para peserta yang sebagian besar merupakan para pengusaha bersama-sama untuk berpartisipasi dalam menghidupkan bisnis wakaf berupa sawah produktif dan lumbung ternak wakaf yang akan digunakan menghidupi dan mendukung perekonomian Bali dan sekitarnya.
"Bisnis berbasis wakaf ini diharapkan menjadi cara gotong-royong masyarakat untuk membantu sesama yang sedang membutuhkan," katanya dalam gathering yang ditutup dengan buka bersama dan foto bersama dengan para pembicara itu.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022