Nusa Dua (Antara Bali) - Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla menceritakan kesuksesan Pemerintah Indonesia melakukan konversi minyak tanah ke gas elpiji tiga kilogram saat menjadi pembicara utama dalam "World LP Gas Forum 25" di Nusa Dua, Kamis.
    
"Ada beberapa hal yang saya lakukan, pertama studi terhadap keuntungan dari konversi tersebut," kata JK yang kini menjabat Ketua Palang Merah Indonesia.

Kemudian dilakukannya penelitian terhadap masalah sosial akibat dampak peralihan minyak tanah ke gas elpiji. Penilitian perlu dilaksanakan karena pada awal rencana dilaksanakan konversi terdapat sekitar 50 juta rumah tangga miskin yang menggunakan bahan bakar tersebut.

"Hal yang selanjutnya saya lakukan adalah teknikalitas, yakni dengan mempelajarinya di rumah. Saya meminta pembatu rumah tangga untuk membandingkan penggunaan minyak tanah dengan gas. Setelah itu baru dilaksanakan penelitian di laboratorium," ujarnya.

JK menuturkan, masa yang sulit dari penerapan hal itu adalah saat awal konversi karena minyak tanah disubsidi pemerintah sehingga harganya begitu murah. Pada saat itu harga minyak dunia melonjak tajam.

Semua berubah ketika harga minyak meningkat. Dalam pemikiran pemerintah kala itu, tidak akan menaikkan harga dan menyubsidi mereka. Solusi yang diambil pemerintah pada saat itu adalah memperbaiki harga energi dan menaikkan harga minyak tanah.

"Awal tahun 2006 kami berpikir subsidi sangat tinggi. 60 persen subsidi adalah untuk minyak tanah sehingga harga tak bisa ditingkatkan lebih tingi lagi. Kami pun akan mengubah minyak tanah, maksudnya adalah cara memasak 50 juta orang," ucap mantan Ketua Umum Partai Golkar itu.(IGT/T007)

Pewarta:

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012