Denpasar (Antara Bali) - Yayasan Bali-India mengembangkan lebih dari 10.000 tanaman obat-obatan yang mempunyai khasiat untuk menyembuhkan berbagai jenis penyakit dan bernilai ekonomis.
"Tanaman obat-obatan itu didatangkan secara khusus dari India yang penanamannya dipadukan dengan ratusan jenis tanaman obat-obatan yang ada di Bali maupun dari sejumlah daerah lainnya di Indonesia," kata Ketua Yayasan Bali-India, Dr Somvir di Denpasar, Senin.
Menurut dia, aneka jenis tanaman obat-obatan tersebut dikembangkan di atas hamparan lahan yang cukup luas di Banjar Gunung Sari, Desa Tegal Linggah, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng, 80 km utara Denpasar.
Berbagai jenis pepohonan itu baru berumur dua tahun disuburkan dengan menggunakan pupuk organik, sekaligus mengembalikan kesuburan tanah pada hamparan lahan dilereng perbukitan.
Somvir menjelaskan, tanaman tersebut siap diolah menjadi ramuan tanaman obat-obatan setelah berumur lima tahun. dengan demikian tiga-empat tahun mendatang, diharapkan Bali sudah mampu memproduksi berbagai jenis obat-obatan yang ramah lingkungan.
Sambil menunggu waktu tanaman untuk proses produksi, pihak yayasan masih akan menambah koleksi jenis tanaman obat-obatan yang terus diupayakan dari sejumlah daerah di Indonesia, antara lain dari Nusa Tenggara Timur (NTT).
Selain itu, juga memperbanyak koleksi tanaman obat-obatan yang selama ini ada di Bali, dengan harapan mampu mendorong masyarakat setempat mengembangkan usaha serupa yang mempunyai peluang cukup menjanjikan di masa mendatang.
Dr Somvir menjelaskan, proyek percontohan tanaman obat-obatan tersebut tahap pertama pada lahan seluas 1,5 hektare yang nantinya diharapkan bisa dikembangkan pada lahan yang lebih luas.(*/M038/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012
"Tanaman obat-obatan itu didatangkan secara khusus dari India yang penanamannya dipadukan dengan ratusan jenis tanaman obat-obatan yang ada di Bali maupun dari sejumlah daerah lainnya di Indonesia," kata Ketua Yayasan Bali-India, Dr Somvir di Denpasar, Senin.
Menurut dia, aneka jenis tanaman obat-obatan tersebut dikembangkan di atas hamparan lahan yang cukup luas di Banjar Gunung Sari, Desa Tegal Linggah, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng, 80 km utara Denpasar.
Berbagai jenis pepohonan itu baru berumur dua tahun disuburkan dengan menggunakan pupuk organik, sekaligus mengembalikan kesuburan tanah pada hamparan lahan dilereng perbukitan.
Somvir menjelaskan, tanaman tersebut siap diolah menjadi ramuan tanaman obat-obatan setelah berumur lima tahun. dengan demikian tiga-empat tahun mendatang, diharapkan Bali sudah mampu memproduksi berbagai jenis obat-obatan yang ramah lingkungan.
Sambil menunggu waktu tanaman untuk proses produksi, pihak yayasan masih akan menambah koleksi jenis tanaman obat-obatan yang terus diupayakan dari sejumlah daerah di Indonesia, antara lain dari Nusa Tenggara Timur (NTT).
Selain itu, juga memperbanyak koleksi tanaman obat-obatan yang selama ini ada di Bali, dengan harapan mampu mendorong masyarakat setempat mengembangkan usaha serupa yang mempunyai peluang cukup menjanjikan di masa mendatang.
Dr Somvir menjelaskan, proyek percontohan tanaman obat-obatan tersebut tahap pertama pada lahan seluas 1,5 hektare yang nantinya diharapkan bisa dikembangkan pada lahan yang lebih luas.(*/M038/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012