PT Panorama Sentrawisata Tbk (PANR) telah menerima kembali rombongan tur wisatawan mancanegara asal Eropa yang berkunjung ke Bali usai adanya kebijakan penghapusan karantina dan pemberian visa on arrival (VoA) kepada 42 pelaku perjalanan internasional.
Kunjungan 50 turis asal Polandia ke Bali untuk berlibur ini ditangani oleh Panorama Destination yang merupakan anak usaha dari PT Panorama Sentrawisata.
"Melalui group tour perdana yang tiba semalam dari Polandia ini, kami berharap pariwisata inbound bisa cepat pulih sehingga kita bisa mengejar kinerja perseroan menuju ke level pra-pandemi" kata Direktur Panorama Destination Ricky Setiawanto dalam pernyataan di Jakarta, Jumat.
Baca juga: KBRI Tokyo promosikan Bali lewat sambal matah
Ia memastikan selama ini perseroan terus melakukan komunikasi dengan mitra agen perjalanan di luar negeri untuk menjual kembali paket liburan ke Indonesia mengingat Bali saat ini sudah kembali buka.
"Pasar Afrika Selatan juga antusias dengan dibukanya Bali, kami setiap hari menerima booking-an dari agen kami di sana," katanya.
Sekretaris Perusahaan PT Panorama Sentrawisata Tbk AB Sadewa menambahkan bahwa kebijakan VOA sebaiknya mulai diberlakukan di bandara yang memiliki penerbangan internasional lainnya di Indonesia selain Bali, supaya kunjungan turis asing dapat kembali meningkat dan merata.
Menurut dia, skema kedatangan pelaku perjalanan dari luar negeri dan wisatawan mancanegara bisa mencontoh seperti Bali, karena kunjungan warga negara asing ke Indonesia bukan hanya untuk leisure, tetapi juga untuk bisnis dan MICE.
"Jadi ini bisa membantu pemulihan ekosistem pariwisata lebih luas. Selain itu sayang sekali jika jalur penerbangan internasional dijalankan oleh airlines namun visa-nya belum bisa VOA," ujar Sadewa.
Salah seorang peserta tur berkebangsaan Polandia Szymon Chojnacki menceritakan proses ketibaan rombongan ke Bali terbilang lancar, meski masih memakan waktu cukup lama.
"Kami landing jam 8 malam lalu baru keluar dari bandara jam 11 malam. Agak lama ketika pemeriksaan dokumen, terutama dokumen kesehatan seperti sertifikat vaksin, bukti booking hotel, bukti kepemilikan asuransi. Selain itu kami sulit mendownload aplikasi (Peduli Lindungi) karena kartu SIM card yang berbeda," katanya.
Selain itu, kendala bahasa dalam pengecekan dokumen, koneksi internet akibat kartu seluler yang berbeda dan jam operasional bandara yang masih terbatas, merupakan catatan perbaikan bagi operator bandara mengingat perjalanan turis dimulai pada saat kedatangan di bandara.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022
Kunjungan 50 turis asal Polandia ke Bali untuk berlibur ini ditangani oleh Panorama Destination yang merupakan anak usaha dari PT Panorama Sentrawisata.
"Melalui group tour perdana yang tiba semalam dari Polandia ini, kami berharap pariwisata inbound bisa cepat pulih sehingga kita bisa mengejar kinerja perseroan menuju ke level pra-pandemi" kata Direktur Panorama Destination Ricky Setiawanto dalam pernyataan di Jakarta, Jumat.
Baca juga: KBRI Tokyo promosikan Bali lewat sambal matah
Ia memastikan selama ini perseroan terus melakukan komunikasi dengan mitra agen perjalanan di luar negeri untuk menjual kembali paket liburan ke Indonesia mengingat Bali saat ini sudah kembali buka.
"Pasar Afrika Selatan juga antusias dengan dibukanya Bali, kami setiap hari menerima booking-an dari agen kami di sana," katanya.
Sekretaris Perusahaan PT Panorama Sentrawisata Tbk AB Sadewa menambahkan bahwa kebijakan VOA sebaiknya mulai diberlakukan di bandara yang memiliki penerbangan internasional lainnya di Indonesia selain Bali, supaya kunjungan turis asing dapat kembali meningkat dan merata.
Menurut dia, skema kedatangan pelaku perjalanan dari luar negeri dan wisatawan mancanegara bisa mencontoh seperti Bali, karena kunjungan warga negara asing ke Indonesia bukan hanya untuk leisure, tetapi juga untuk bisnis dan MICE.
"Jadi ini bisa membantu pemulihan ekosistem pariwisata lebih luas. Selain itu sayang sekali jika jalur penerbangan internasional dijalankan oleh airlines namun visa-nya belum bisa VOA," ujar Sadewa.
Salah seorang peserta tur berkebangsaan Polandia Szymon Chojnacki menceritakan proses ketibaan rombongan ke Bali terbilang lancar, meski masih memakan waktu cukup lama.
"Kami landing jam 8 malam lalu baru keluar dari bandara jam 11 malam. Agak lama ketika pemeriksaan dokumen, terutama dokumen kesehatan seperti sertifikat vaksin, bukti booking hotel, bukti kepemilikan asuransi. Selain itu kami sulit mendownload aplikasi (Peduli Lindungi) karena kartu SIM card yang berbeda," katanya.
Selain itu, kendala bahasa dalam pengecekan dokumen, koneksi internet akibat kartu seluler yang berbeda dan jam operasional bandara yang masih terbatas, merupakan catatan perbaikan bagi operator bandara mengingat perjalanan turis dimulai pada saat kedatangan di bandara.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022