Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan sebanyak 253 warga yang tinggal di lereng Gunung Merapi mengungsi setelah gunung itu mengeluarkan awan panas guguran (APG) sejauh 5 km ke arah tenggara pada Rabu (9/10) malam.

"Atas adanya peristiwa APG hingga hujan abu vulkanik itu, sebanyak 253 warga mengungsi sementara ke tempat yang aman," kata Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari melalui keterangan tertulis diterima di Yogyakarta, Kamis.

Ia menyebutkan rinciannya warga yang mengungsi terdiri atas 60 warga di Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah dan 193 warga di Kabupaten Sleman, Provinsi DI Yogyakarta.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Klaten, dan BPBD Kabupaten Sleman, menurut dia, melakukan pendampingan serta memberikan bantuan logistik kepada para pengungsi tersebut.

Baca juga: Merapi luncurkan awan panas guguran ke tenggara sejauh 5 Km

"BPBD Kabupaten Klaten, BPBD Kabupaten Magelang dan BPBD Kabupaten Sleman telah berkoordinasi dengan BPPTKG dan lintas instansi terkait guna melakukan kaji cepat, monitoring lanjutan serta mengevakuasi warga yang tinggal di sekitar lereng Gunung api Merapi," kata dia.

Abdul mengatakan BPBD telah meminta seluruh warga yang berada di dekat lereng Gunung api Merapi agar segera menjauh dari zona bahaya.

"Warga juga diminta agar dapat segera berkumpul di tempat (titik kumpul) yang sudah di tetapkan guna memudahkan tim dalam melakukan pertolongan dan evakuasi ke tempat yang lebih aman," kata dia.

Gunung api Merapi mengalami peningkatan aktivitas yang ditunjukkan dengan munculnya luncuran awan panas guguran (APG) sejauh 5.000 meter dan mengarah ke arah tenggara pada Rabu (9/3) sejak pukul 23.18 WIB.

Selain itu teramati pula lava pijar sebanyak 7 kali dengan jarak luncur maksimum 1.800 meter ke arah barat daya.
 

Pewarta: Luqman Hakim

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022