Presiden Joko Widodo menyebutkan energi hijau atau energi terbarukan yang ramah lingkungan menjadi kekuatan Indonesia yang tidak dimiliki negara lain.

"Ada angin, ada arus bawah laut, ada panas permukaan laut, semuanya bisa untuk energi hijau, ada tenaga surya matahari. Ini kekuatan negara ini yang negara lain tidak punya," kata Presiden saat menghadiri Pembukaan Rapat Pimpinan TNI-Polri Tahun 2022 di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa.

Presiden menjelaskan Indonesia sedang mengembangkan ekonomi hijau atau industri yang menggunakan energi ramah lingkungan.

Kalimantan Utara menjadi provinsi yang disiapkan sebagai kawasan ekonomi hijau dengan pembangunan Green Industrial Park. Sungai Kayan pun akan menjadi sumber pembangkit listrik tenaga air (hydropower) yang menghasilkan 11.000-12.000 megawatt (MW).

Menurut Jokowi, Indonesia memiliki kekuatan besar dalam mengembangkan energi terbarukan karena memiliki 4.400 sungai yang bisa dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik tenaga air (PLTA).

Selain itu, potensi energi panas bumi atau geothermal di Indonesia mencapai 29.000 MW.

Oleh karena itu, Jokowi meminta fondasi pembangunan ekonomi hijau dapat dilakukan sesegera mungkin.

"Tugas Bapak, Ibu menjaga agar fondasi ini betul-betul kita bangun. Kita bangun karena kita tahu negara lain juga tidak senang (kalau) kita bisa. Ada saja, percaya saya. Ada saja yang dilakukan. Mengganggunya dengan cara apa, kita tidak tahu tetapi tidak mungkin diam," pesan Jokowi.

Transformasi menuju energi hijau juga menjadi salah satu fokus dalam Presidensi Indonesia di Forum G20. KTT G20 menjadi momen penting untuk mendorong transisi energi hijau berkelanjutan, mendorong kebijakan transisi energi hijau berkelanjutan, efisien, mudah, terjangkau, dan konkret.


 

Pewarta: Mentari Dwi Gayati

Editor : Adi Lazuardi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022