Jakarta (Antara Bali) - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu menyatakan, akan mengoptimalkan upaya pendokumentasian untuk mencegah klaim atas hasil karya budaya bangsa Indonesia dengan menggandeng berbagai pemangku kepentingan.
"Untuk mencegah klaim, kita harus meningkatkan fungsi pendokumentasian kita," kata Mari Elka Pangestu dalam wawancara khusus dengan ANTARA di Jakarta, Rabu.
Ia mengatakan, pembuatan sistem dokumentasi budaya yang terkoordinasi dan terintegrasi dengan baik akan mencegah klaim hasil karya budaya Indonesia oleh bangsa lain.
Pihaknya telah bekerja sama dengan berbagai instansi/kementerian di antaranya Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk melakukan pendokumentasian terhadap hasil karya seni dan budaya bangsa Indonesia.
Pernyataan itu disampaikan terkait masih terus maraknya berita klaim hasil karya budaya oleh bangsa lain, seperti yang terbaru adalah lulur oleh Malaysia.
"Melalui pendokumentasian yang baik kita bisa menarik mundur menceritakan bagaimana sejarah hasil karya budaya itu sehingga memang layak diakui sebagai milik bangsa Indonesia," katanya.(*/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012
"Untuk mencegah klaim, kita harus meningkatkan fungsi pendokumentasian kita," kata Mari Elka Pangestu dalam wawancara khusus dengan ANTARA di Jakarta, Rabu.
Ia mengatakan, pembuatan sistem dokumentasi budaya yang terkoordinasi dan terintegrasi dengan baik akan mencegah klaim hasil karya budaya Indonesia oleh bangsa lain.
Pihaknya telah bekerja sama dengan berbagai instansi/kementerian di antaranya Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk melakukan pendokumentasian terhadap hasil karya seni dan budaya bangsa Indonesia.
Pernyataan itu disampaikan terkait masih terus maraknya berita klaim hasil karya budaya oleh bangsa lain, seperti yang terbaru adalah lulur oleh Malaysia.
"Melalui pendokumentasian yang baik kita bisa menarik mundur menceritakan bagaimana sejarah hasil karya budaya itu sehingga memang layak diakui sebagai milik bangsa Indonesia," katanya.(*/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012