Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada awal pekan melemah di tengah ketegangan geopolitik antara Rusia dan Ukraina.
Rupiah bergerak melemah 16 poin atau 0,11 persen ke posisi Rp14.343 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.327 per dolar AS.
"Banyak isu yang perlu diperhatikan untuk pergerakan rupiah pekan ini, diantaranya adalah USD terkait dengan ketegangan geopolitik antara Rusia dan Ukraina, dimana AS terlihat terlibat mencoba menengahi ketegangan tersebut," kata analis Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX) Nikolas Prasetia saat dihubungi di Jakarta, Senin.
Rusia meningkatkan taruhannya dalam permainan diplomatik berisiko tinggi dengan memperluas latihan militer di Belarus, sedangkan citra satelit dari Maxar menunjukkan beberapa pengerahan kendaraan lapis baja dan pasukan baru di dekat perbatasan dengan Ukraina.
Menurut Nikolas, hal-hal terkait geopolitik tersebut terlihat menyumbangkan fluktuasi terhadap pergerakan dolar.
"Selain itu, fokus pasar USD juga terlihat masih memperhatikan kepastian keputusan The Fed terkait perubahan suku bunganya pada pertemuan Maret, apakah akan lebih agresif dari perkiraan atau tidak," ujar Nikolas.
Sementara itu dari dalam negeri, jumlah kasus harian terkonfirmasi positif COVID-19 di Tanah Air pada Minggu (20/2) kemarin mencapai 48.484 kasus sehingga total kasus mencapai 5,2 juta kasus. Khusus untuk kasus positif varian Omicron telah mencapai 6.257 kasus.
"Pelaku pasar terlihat menunggu perkembangan terkait level dan kelanjutan PPKM, karena periode PPKM Selasa 15 Februari lalu akan berakhir hari ini, sementara tingkat penyebaran COVID-19 di Indonesia masih tinggi," kata Nikolas.
Nikolas memperkirakan rupiah hari ini akan bergerak di kisaran Rp14.280 per dolar AS hingga Rp14.400 per dolar AS.
Pada Jumat (18/2) lalu, rupiah ditutup melemah tipis 1 poin atau 0,01 persen ke posisi Rp14.327 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.326 per dolar AS.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022
Rupiah bergerak melemah 16 poin atau 0,11 persen ke posisi Rp14.343 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.327 per dolar AS.
"Banyak isu yang perlu diperhatikan untuk pergerakan rupiah pekan ini, diantaranya adalah USD terkait dengan ketegangan geopolitik antara Rusia dan Ukraina, dimana AS terlihat terlibat mencoba menengahi ketegangan tersebut," kata analis Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX) Nikolas Prasetia saat dihubungi di Jakarta, Senin.
Rusia meningkatkan taruhannya dalam permainan diplomatik berisiko tinggi dengan memperluas latihan militer di Belarus, sedangkan citra satelit dari Maxar menunjukkan beberapa pengerahan kendaraan lapis baja dan pasukan baru di dekat perbatasan dengan Ukraina.
Menurut Nikolas, hal-hal terkait geopolitik tersebut terlihat menyumbangkan fluktuasi terhadap pergerakan dolar.
"Selain itu, fokus pasar USD juga terlihat masih memperhatikan kepastian keputusan The Fed terkait perubahan suku bunganya pada pertemuan Maret, apakah akan lebih agresif dari perkiraan atau tidak," ujar Nikolas.
Sementara itu dari dalam negeri, jumlah kasus harian terkonfirmasi positif COVID-19 di Tanah Air pada Minggu (20/2) kemarin mencapai 48.484 kasus sehingga total kasus mencapai 5,2 juta kasus. Khusus untuk kasus positif varian Omicron telah mencapai 6.257 kasus.
"Pelaku pasar terlihat menunggu perkembangan terkait level dan kelanjutan PPKM, karena periode PPKM Selasa 15 Februari lalu akan berakhir hari ini, sementara tingkat penyebaran COVID-19 di Indonesia masih tinggi," kata Nikolas.
Nikolas memperkirakan rupiah hari ini akan bergerak di kisaran Rp14.280 per dolar AS hingga Rp14.400 per dolar AS.
Pada Jumat (18/2) lalu, rupiah ditutup melemah tipis 1 poin atau 0,01 persen ke posisi Rp14.327 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.326 per dolar AS.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022