Pemerintah Rusia berharap agar presidensi Indonesia di kelompok 20 negara ekonomi terbesar dunia (G20) pada tahun 2022 dapat menghasilkan agenda yang menyatukan negara-negara di dunia dalam berbagai aspek.
“Kami mengharapkan agar presidensi Indonesia dapat menghasilkan agenda yang menyatukan, karena di dunia kita saat ini, ada pihak-pihak, kekuatan politik, dan negara-negara yang ingin memecah dunia, memberikan garis-garis batas,” kata Duta Besar Rusia untuk Indonesia Lyudmila Vorobieva tanpa menyebutkan secara spesifik pihak yang dimaksud, dalam wawancara khusus dengan ANTARA di Jakarta, Jumat.
Dalam kesempatan tersebut, dia menegaskan dukungan Rusia bagi Indonesia dalam presidensinya di G20 dan pihaknya melihat bahwa Indonesia berusaha untuk membawa agenda yang menyatukan negara-negara di dunia, salah satunya yakni dengan mengangkat kepentingan negara-negara berkembang sebagai salah satu agenda.
Vorobieva mengatakan bahwa isu-isu prioritas Indonesia, yakni terkait penguatan arsitektur kesehatan global, transisi menuju ekonomi dan energi hijau, serta transformasi digital merupakan tujuan yang juga diangkat oleh Rusia dan perlu menjadi tujuan global.
Baca juga: Dubes Prancis: Tema G20 RI wakili tujuan negara-negara anggota
“Upaya semacam ini harus dilakukan demi kemaslahatan seluruh umat manusia, bukan hanya untuk kepentingan pihak tertentu saja. Ini yang kami lihat sedang dilakukan Indonesia, jadi ini sangat penting bagi kami dan kami mendukung prioritas-prioritas ini,” paparnya.
Selain itu, pihaknya juga berharap agar G20, di bawah presidensi Indonesia, dapat mengajukan inisiatif-inisiatif baru untuk menghadapi semua isu yang tengah dihadapi dunia, terutama terkait penanganan pandemi dan pencegahan pandemi di masa depan serta memfasilitasi transformasi digital.
Dia juga menyoroti Indonesia yang berupaya membawa kepentingan negara berkembang ke G20 ke dalam diskusi isu-isu tersebut dan menyebut bahwa Rusia mendukung upaya itu, karena pandangan semua negara, baik kecil maupun besar atau maju atau berkembang, harus tetap dipertimbangkan.
“Yang kita butuhkan sekarang adalah agenda yang menyatukan guna menjadikan dunia kita tempat yang lebih baik dan lebih stabil,” kata Dubes Vorobieva.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022