Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani optimistis ekonomi triwulan I-2022 tumbuh lebih tinggi daripada triwulan I-2021 meski ada COVID-19 varian Omicron, karena karakternya yang berbeda dari varian Delta, sudah masifnya vaksinasi, dan masih berlangsungnya ekonomi.

"Dari berbagai pertimbangan ini kami cukup optimis bahwa triwulan I-2022 mungkin tidak seperti tahun lalu yang sangat mengalami dampak sangat berat akibat kenaikan lonjakan kasus," kata Sri Mulyani dalam Konferensi Pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Jakarta, Rabu.

Dengan demikian dalam sisa waktu dua bulan pada triwulan I-2022 yang terdapat kemungkinan puncak kasus Omicron, pemerintah diharapkan tetap bisa menangani varian tersebut secara baik, masyarakat bisa turut serta untuk mencegah peningkatan kasus, dan kegiatan ekonomi tetap terjaga meski akan mengalami sedikit pelemahan.

Baca juga: Menkeu tetapkan 155 nama lolos seleksi tahap administrasi DK OJK

Bendahara Negara tersebut mengatakan meski terdapat kenaikan kasus Omicron, strategi penanganannya kini berbeda dengan varian Delta, terutama jika dikaitkan dengan mobilitas masyarakat dan aktivitas ekonomi yang masih tetap bisa berjalan.

Selain itu pada saat kasus varian Omicron, akselerasi vaksinasi juga sudah makin ditingkatkan, yang bahkan sudah mulai mencakup anak-anak dan vaksinasi booster, sehingga diharapkan daya tahan masyarakat akan lebih baik terhadap COVID-19 Omicron, meskipun tetap harus melakukan protokol kesehatan.

Kendati begitu, ia menegaskan Indonesia akan tetap belajar melihat semua bukti mengenai dampak Omicron, baik di Indonesia maupun negara lain yang sudah mengalami gelombang Omicron terlebih dahulu, yaitu pada triwulan IV-2021.

"Kalau protokol kesehatan tetap terjaga maka dampaknya dari sisi aktivitas perekonomian diharapkan akan bisa terjaga dan tidak terlalu dalam seperti yang terjadi di triwulan I tahun 2021," ungkapnya.

Baca juga: Menkeu optimis ekonomi RI tumbuh 4 persen pada 2021

Ia menuturkan pada tahun 2021, pemerintah membuat keputusan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) sesudah terjadinya lonjakan kasus akibat libur Natal dan Tahun Baru 2020 yang menyebabkan perekonomian terkontraksi 0,7 persen.

Situasi tersebut tentunya berbeda dari saat ini yang kondisinya jauh lebih baik, meski sempat terdapat sedikit pembatasan pada libur Natal dan Tahun Baru 2021 untuk menghindari varian Omicron masuk ke Indonesia.

"Kami berharap triwulan I pemulihannya akan tetap menguat dan jauh lebih kuat sehingga kita bisa mencapai target pertumbuhan ekonomi di atas lima persen untuk tahun 2022 ini, seperti yang ada di dalam Undang-Undang APBN," tambah Sri Mulyani.


 

Pewarta: Agatha Olivia Victoria

Editor : Adi Lazuardi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022