Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut gempa Sulawesi Utara (Sulut) magnitudo 6,0 pada Sabtu pagi memicu kerusakan ringan di Kepulauan Talaud.
"Hingga saat ini telah ada laporan dampak dari gempa bumi tersebut yaitu kerusakan ringan antara lain terjadi di Gereja Jemaat Germita Ayalon Desa Pangeran, Pulau Kabaruan, Kepulauan Talaud.
Kerusakan pada pemukiman warga juga terjadi di Manaida, Desa Panulan, Kecamatan Kebaruan, Kabupaten Talaud.
Dwikorita mengatakan gempa dengan episenter di laut 34 kilometer selatan Kota Melonguane, Kabupaten Kepulauan Talaud pada kedalaman 37 kilometer, merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat deformasi lempeng laut Maluku.
Hasil pantauan BMKG sampai dengan dengan pukul 11.30 WIB memperlihatkan adanya sembilan gempa susulan atau aftershock dengan magnitudo terbesar 4,5.
Lewat hasil pemodelan BMKG bahwa gempa itu tidak memiliki potensi tsunami.
Guncangan gempa yang terjadi pada Sabtu (22/1) pukul 09.26 WIB itu sendiri dirasakan dalam skala III-IV MMI di Melonguane, dengan getaran dirasakan oleh banyak orang di dalam rumah.
Dia mengimbau kepada masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Selain itu untuk menghindari bangunan yang retak atau rusak akibat gempa.
Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022
"Hingga saat ini telah ada laporan dampak dari gempa bumi tersebut yaitu kerusakan ringan antara lain terjadi di Gereja Jemaat Germita Ayalon Desa Pangeran, Pulau Kabaruan, Kepulauan Talaud.
Kerusakan pada pemukiman warga juga terjadi di Manaida, Desa Panulan, Kecamatan Kebaruan, Kabupaten Talaud.
Dwikorita mengatakan gempa dengan episenter di laut 34 kilometer selatan Kota Melonguane, Kabupaten Kepulauan Talaud pada kedalaman 37 kilometer, merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat deformasi lempeng laut Maluku.
Hasil pantauan BMKG sampai dengan dengan pukul 11.30 WIB memperlihatkan adanya sembilan gempa susulan atau aftershock dengan magnitudo terbesar 4,5.
Lewat hasil pemodelan BMKG bahwa gempa itu tidak memiliki potensi tsunami.
Guncangan gempa yang terjadi pada Sabtu (22/1) pukul 09.26 WIB itu sendiri dirasakan dalam skala III-IV MMI di Melonguane, dengan getaran dirasakan oleh banyak orang di dalam rumah.
Dia mengimbau kepada masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Selain itu untuk menghindari bangunan yang retak atau rusak akibat gempa.
Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022