Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati mengharapkan makin banyak ruang kreativitas dibuka bagi narapidana/napi atau warga binaan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Kerobokan, Kabupaten Badung.

"Melalui pemutaran film dan pameran seni ini merupakan salah satu ajang sosialisasi kepada masyarakat luas mengenai proses pembinaan yang berlangsung pada lembaga pemasyarakatan," kata dia di Denpasar, Rabu.

Wagub Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati yang akrab disapa Cok Ace itu, dalam kesempatan tersebut membuka pemutaran film dan pameran seni warga binaan pemasyarakatan Antrabez (Anak Terali Besi) di Gedung Dharma Negara Alaya Kota Denpasar.

Film dokumenter Antrabez yang digarap oleh Kanwil Kementerian Hukum dan HAM Provinsi Bali itu menggambarkan upaya pembinaan kepada para narapidana di dalam lapas yang tidak menyeramkan dan tidak mencekam seperti pandangan masyarakat pada umumnya.

"Film dokumenter ini merupakan upaya menangkal persepsi negatif terhadap keberadaan lapas," ucap pria yang juga Ketua PHRI Bali itu.

Baca juga: Ditjenpas: 2021, 122 napi terorisme berikrar setia NKRI

Menurut dia, lapas merupakan jembatan yang akan mengantarkan para narapidana untuk dapat kembali diterima di masyarakat serta mampu memberikan kontribusi positif sesuai dengan potensi masing-masing, yang digali selama proses pembinaan.

Kegiatan itu, lanjut dia, tentunya sejalan dengan visi Pemerintah Provinsi Bali, dalam upaya memuliakan manusia Bali untuk menjadi pribadi yang berlandaskan nilai-nilai budaya dan kearifan lokal, sehingga mampu berperan aktif dalam pembangunan.

Proses yang dilakukan oleh Lapas Kelas IIA Kerobokan dalam membangkitkan kreativitas di bidang seni dan budaya, merupakan wujud kontribusi lembaga itu dalam upaya pemajuan dan penguatan kebudayaan Bali.

"Sudah sepantasnya seluruh komponen masyarakat memberikan ruang-ruang apresiasi kepada narapidana maupun mantan narapidana. Tembok lapas dan jeruji besi bukan halangan bagi warga binaan untuk terus berkreativitas," ujarnya.

Film dokumenter Antrabez yang disutradarai oleh Erick EST menggambarkan kondisi warga binaan di lapas, khususnya Lapas Kelas IIA Kerobokan dan perjalanan grup band Antrabez selama 2016-2021.

Baca juga: BNN Bali: Fokus rehabilitasi napi narkoba yang dominasi lapas

Mereka terus berkarya lewat lagu-lagu serta video klip yang dibuat, meskipun mereka berada di dalam lapas guna menjalani masa tahanan.

Dengan pemutaran film Antrabez diharapkan masyarakat mengetahui bahwa kondisi lapas tidak seseram yang dipersepsikan masyarakat.

Dalam acara yang turut dihadiri oleh Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Bali Jamaruli Manihuruk, Wali Kota Denpasar IGN Jaya Negara, serta unsur forkompimda, juga digelar pameran seni hasil warga binaan.

Karya seni yang dipamerkan berupa lukisan, vas bunga, tas, baju yang menggunakan bahan baku dari limbah daur ulang.

Pemutaran film dokumenter Antrabez selama lima hari, mulai Rabu ini, pukul 14.00 Wita secara gratis di Gedung Dharma Negara Alaya Denpasar.

Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022