Denpasar (Antara Bali) - Tari "baris dan lawung" bertajuk "Kebo Iwa" garapan Jurusan Tari pada Fakultas Seni Tari Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar diharapkan menjadi salah satu koleksi seni pertunjukkan Nusantara, kata Rektor ISI Denpasar Prof Dr I Wayan Rai.

"Garapan hasil hibah penciptaan itu melibatkan ratusan dosen dan mahasiswa ISI Denpasar," kata I Wayan Rai, di Denpasar Senin.

Ia mengatakan, penciptaan tari yang berjudul "Oratorium Tari Kebo Iwa Sebuah Eksperimen Tari" itu lebih menekankan pada garapan gerak tari dan dibalut dengan cerita Kebo Iwa.

Menurut dia, garapan itu mengandung nilai keberagaman dan kesatuan dalam menjalin persatuan dan integrasi bangsa.

Tari baru tersebut merupakan gabungan tari baris asal Bali dan tari lawung asal Jawa.

Pementasan kolosal yang melibatkan 18 penata tari, 14 penata kostum, dan 12 penata karawitan itu akan dipentaskan di gedung Nitya Mandala, ISI, 1 Desember.

Pementasan berdurasi satu jam itu direkan dalam audio/visual dan akan direkam dalam "VCD/DVD" sebagai wujud pelaksanaan program hibah kompetisi B- seni Jurusan Seni Tari ISI Denpasar.

Kegiatan tersebut sekaligus merupakan model sosialisasi multimedia melalui penciptaan karya seni tari, tutur Prof Rai.

Menurut Prof Dr Wayan Dibya, penggagas garapan tari tersebut, taris baris  "Kebo Iwa" mencoba mempertemukan dua tradisi tari klasik dari dua budaya yang berbeda yakni Bali dan Jawa.

Tari Bali diwakili dengan tari baris dan tari Jawa menampilkan  tari lawung, yang keduanya melambangkan tari kepahlawanan yang menggunakan senjata tombak.

Garapan tersebut merupakan sebuah eksperimen untuk mempertemukan tari baris dengan tari lawung.

Prof Dibya menjelaskan, garapan tari tersebut dilatarbelakangi dengan dua wilayah budaya yang berbeda yakni Jawa dan Bali, yang sejak berabad-abad lalu memiliki interaksi kultural yang sangat akrab.

Oleh sebab itu banyak perwujudan ekspresi budaya yang datang dari kedua daerah tersebut memiliki kedekatan, meskipun secara fisik tampak berbeda. 

Ekperimen tari "Baris Lawung" pada dasarnya merupakan sebuah upaya kreatif dalam mempertemukan unsur-unsur dua budaya Indonesia yang berbeda. Garapan tersebut lebih menekankan olah tari, dengan mengedepankan bahasa gerak dari pada bahasa verbal. (*)

Pewarta:

Editor : Masuki


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2009