Singaraja (Antara Bali) - Sedikitnya 43 unit koperasi dari 364 unit di Kabupaten Buleleng terancam gulung tikar karena usaha yang dijalankannya tersendat-sendat.
    
"Usaha mereka tidak jalan lantaran rendahnya kualitas SDM (sumber daya manusia) dan kekurangan permodalan," kata Wakil Bupati Buleleng I Nyoman Sutjidra di Singaraja, Selasa.
    
Untuk mengatasi hal itu Pemerintah Kabupaten Buleleng sedang memikirkan solusinya, termasuk rencana memberikan pembinaan dan pelatihan bagi pengurus koperasi.
    
"Kalau untuk memberikan modal, kami perlu lihat dulu kemampuan keuangan daerah," katanya dalam upacara peringatan HUT Ke-65 Koperasi Tingkat Provinsi Bali di Gedung Imaco itu.
    
Walau begitu, Wabup menambahkan bahwa perkembangan koperasi di Kabupaten Buleleng terus mengalami peningkatan yang dibuktikan oleh jumlah aset yang mencapai Rp336,627 miliar dengan omzet Rp254,383 miliar dan sisa hasil usaha yang telah dibagikan kepada anggota koperasi senilai Rp6,782 miliar.
    
Koperasi di Kabupaten Buleleng juga telah mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 1.215  orang. "Salah satu visi dan misi kami adalah memberdayakan ekonomi kerakyatan yang di dalamnya terdapat koperasi dan UKM sebagai penggerak roda perekonomian daerah," kata Sutjidra yang baru dilantik sebagai Wabup mendampingi Bupati Putu Agus Suradnyana, Selasa (24/7) lalu.
    
Sementara itu Wakil Gubernur Bali Anak Agung Ngurah Puspayoga dalam peringatan Hari Koperasi itu mengingatkan para pengurus koperasi untuk bersikap jujur.
    
Ia menyebutkan bahwa sampai saat ini di Bali terdapat 4.407 unit dengan jumlah anggota 841.986 orang dan menyerap 18.543 tenaga kerja serta memiliki aset senilai Rp4,5 trilliun.(MDE/M038)

Pewarta:

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012