Negara (Antara Bali) - Hasil tangkapan ikan di Kabupaten Jembrana masih tidak menentu, sehingga banyak nelayan yang beralih profesi dengan bekerja serabutan.

Andi, salah seorang awak perahu, Minggu mengatakan, dirinya terpaksa bekerja sebagai buruh pembuatan dan pembakaran bata merah, karena perahu yang diikutinya nyaris tidak pernah dapat ikan.

"Daripada ikut perahu terus mengeluarkan biaya tapi tidak dapat hasil, lebih baik saya buruh membuat bata merah," kata warga Desa Pengambengan ini.

Andi bersama beberapa kawannya yang dulunya bekerja sebagai anak buah perahu, sudah sekitar satu bulan ini bekerja di bos bata merah.

Sementara Giman, anak buah perahu lainnya, memilih untuk tinggal di rumah karena sudah kehabisan biaya untuk ikut pergi melaut.

Sekali pergi melaut, minimal anak buah perahu ini membutuhkan uang Rp25 ribu yang berwujud bekal makanan.(GBI/T007)

Pewarta:

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012