Washington (Antara Bali) - Satu pendekatan baru untuk mengembangkan regimen obat kombinasi pertama untuk tuberkulosis (TB) terbukti bisa membunuh lebih dari 99 persen bakteri TB pada pasien penderita dalam dua pekan, demikian jurnal kesehatan Lancet, Senin.

Temuan dari para peneliti dan Lembaga nirlaba TB Alliance meningkatkan harapan terhadap terobosan baru untuk mengendalikan pertumbuhan dan bahaya epidemi TB kebal obat, yang dalam bebebrapa kasus menjadi tidak bisa disembuhkan.

Hasil penelitian yang disampaikan pada Konferensi Internasional AIDS 2012, Selasa, itu juga mengungkapkan kemajuan dalam proses perawatan antiretroviral-kompatibel untuk TB yang sangat penting untuk merawat jutaan orang penderita koinfeksi TB/HIV.

TB masih menjadi pembunuh utama penderita AIDS, namun tidak jarang perawatan TB dan HIV tidak bisa dilakukan berdampingan karena interaksi antar obat dan efek samping yang ditimbulkan. Uji klinis itu mencoba kombinasi calon obat baru, yang telah disetujui untuk mengobati penyakit menular lain, dengan satu obat TB yang sudah ada.

Hasil dari uji klinis tersebut, bersama dengan data pra-uji klinis, menyimpulkan bahwa kombinasi baru itu bisa mengobati TB yang rentan obat dan beberapa jenis TB kebal obat hanya dalam empat bulan.

Saat ini, penderita TB kebal obat (MDR-TB) harus menjalani perawatan selama 18-24 bulan. Bahkan penderita TB biasa harus mengonsumsi obat setiap hari dalam enam bulan.

"Temuan ini menegaskan harapan terhadap regimen baru TB yang lebih singkat, sederhana, aman, dan, dibandingkan dengan obat-obat MDR-TB sekarang, lebih murah," kata Presiden Direktur TB Alliance, Mel Spigelman.(IGT/T007)

Pewarta:

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012