Rektor Universitas Udayana Prof I Nyoman Gde Antara mengatakan saat perkuliahan tatap muka dibuka pihaknya mewajibkan pelaksanaan tracing sesuai dengan daerah asal mahasiswa maupun dosen untuk tetap dilakukan.
"Selain syaratnya vaksinasi lengkap dan juga pakai layanan PeduliLindungi, tapi juga harus pakai sistem tracing dari mana berasal. Karena di kelas itu kan ada mahasiswa dan dosen berbagai daerah dan yang paling rentan di sini dosen dilihat dari usianya. Sedangkan mahasiswa sedang sehat-sehatnya dan imunitas tinggi, jadi itu yang harus diantisipasi," kata Prof Antara saat dikonfirmasi di Denpasar, Minggu.
"Selain syaratnya vaksinasi lengkap dan juga pakai layanan PeduliLindungi, tapi juga harus pakai sistem tracing dari mana berasal. Karena di kelas itu kan ada mahasiswa dan dosen berbagai daerah dan yang paling rentan di sini dosen dilihat dari usianya. Sedangkan mahasiswa sedang sehat-sehatnya dan imunitas tinggi, jadi itu yang harus diantisipasi," kata Prof Antara saat dikonfirmasi di Denpasar, Minggu.
Ia mengatakan hal ini dilakukan untuk mengantisipasi munculnya klaster baru dan khawatirnya ada transmisi COVID-19 ini antara mahasiswa dan dosen.
Baca juga: Unud bakal terapkan perkuliahan "hybrid"
Untuk itu, harus diyakinkan pertama vaksinasinya harus bisa dipertanggungjawabkan dan ada bukti, protokol kesehatan wajib diterapkan, dan tracingnya juga harus ditingkatkan.
Baca juga: Unud bakal terapkan perkuliahan "hybrid"
Untuk itu, harus diyakinkan pertama vaksinasinya harus bisa dipertanggungjawabkan dan ada bukti, protokol kesehatan wajib diterapkan, dan tracingnya juga harus ditingkatkan.
Sementara ini, kata Prof Antara juga sedang mempersiapkan pelaksanaan kuliah tatap muka setelah Bali ditetapkan PPKM Level 3.
Menurutnya, apabila sistem kuliah terus online dikhawatirkan akan menjadi problematik jika dikaitkan dengan kualitas pendidikan.
Menurutnya, apabila sistem kuliah terus online dikhawatirkan akan menjadi problematik jika dikaitkan dengan kualitas pendidikan.
"Jadi problematik dia ini, itu yang saya khawatirkan, tentu kita maklum karena online ini bukan pilihan. Kalau boleh pilih kan kita tidak memilih online. Tetapi suatu keharusan untuk beradaptasi terhadap situasi kekinian, COVID-19 ini. Bukan suatu pilihan berarti, kalau dilakukan, sebaliknya kalau dilakukan secara terus-menerus online itu, saya takut ada degradasi kualitas dari pembelajaran," katanya.
Ia mengatakan ketika berbicara tentang pendidikan bukan saja soal perpindahan ilmu pengetahuan, teknologi, seni dari guru ke murid, atau dari dosen ke mahasiswa.
Baca juga: Unud akan bangun 6.000 kamar asrama mahasiswa
Namun, interaksi sosialnya itu yang sangat penting juga, untuk membentuk karakter-karakter mahasiswa itu sendiri, berkaitan dengan budi pekerti anak didik itu.
Baca juga: Unud akan bangun 6.000 kamar asrama mahasiswa
Namun, interaksi sosialnya itu yang sangat penting juga, untuk membentuk karakter-karakter mahasiswa itu sendiri, berkaitan dengan budi pekerti anak didik itu.
"Dalam sekali sebetulnya di situ. Jadi ada sesuatu yang hilang gitu. Nah itu yang saya khawatirkan, maka dari itu kalau memungkinkan dari segala sesuatu, dari segala aspek, kami berharap interaksi itu hadir lagi di antara dosen dan mahasiswa di sistem perkuliahan UNUD, baik untuk mahasiswa negeri mahasiswa nasional, maupun untuk mahasiswa internasional kami," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021