Tes Calon Aparatur Sipil Negara (CASN) Kementerian Kesehatan dilaksanakan di Bali dengan menerapkan protokol yang ketat, transparan, dan akuntabel, kata Ketua Tim Seleksi Pengadaan CASN Provinsi Bali Kementerian Kesehatan, dr. Ketut Ariawati, Sp.A.
 
"Para peserta wajib RDT antigen atau swab (tes usap) PCR. Selain itu melihat nilai langsung dari CAT-nya, jadi masyarakat sendiri tahu bahwa perekrutan ini sifatnya transparan dan akuntabel, sehingga orang yang diterima memang orang-orang yang terpilih," katanya dalam siaran pers yang diterima di Denpasar, Rabu (22/9) malam.
 
Ia mengatakan tes CASN dilaksanakan dengan protokol kesehatan yang ketat dengan alur yang sudah diatur dengan baik. Kegiatan ini diikuti 824 peserta dengan tes terbagi dalam tiga gelombang setiap hari di lokasi Kantor Regional X Denpasar.

Baca juga: Sekda Bali pastikan seleksi CPNS tak ada intervensi

Para peserta wajib melakukan RDT antigen atau tes usap PCR, menggunakan masker dobel, menjaga jarak minimal satu meter, mencuci tangan pakai sabun, serta untuk peserta ujian di Jawa dan Bali wajib sudah vaksin dosis pertama.
 
“Saat mereka masuk sudah harus dengan cek suhu, Ketika normal di bawah 37,5 derajat Celsius, boleh masuk untuk cuci tangan, kemudian diarahkan ke ruang tunggu, kemudian menunggu untuk dipanggil,” katanya.

Ia mengatakan jika suhu tubuh peserta di atas 37,5 derajat Celsius setelah tiga kali pengukuran, selanjutnya dilakukan pemeriksaan oleh tenaga kesehatan dan fasilitas RDT antigen mandiri bagi peserta. Bagi peserta yang tetap diizinkan mengikuti tes CASN akan mengikuti ujian di ruang khusus yang terpisah dari peserta lainnya.

Baca juga: Pemprov Bali buka seleksi anggota Komisi Penyelenggara Perlindungan Anak Daerah

Kepala Kanreg X BKN Denpasar Paulus Dwi Laksono menegaskan penerimaan CASN bersifat transparan dan akuntabel.

"Nilai langsung bisa diketahui oleh yang bersangkutan setelah selesai mengerjakan soal, kemudian yang kedua akuntabel karena bisa dipertanggungjawabkan objektivitasnya kepada masyarakat dan transparan nilainya bisa diketahui umum,” ucapnya.
 
Dia mengatakan penggunaan "face recognition" pada 2021 akan meminimalisasi potensi kecurangan.

Ia mengatakan aktivitas ini dilakukan setelah proses registrasi, peserta melakukan foto wajah, dan secara komputerisasi akan dilakukan pencocokan antara foto wajah dengan kartu ujian.

Pewarta: Ayu Khania Pranishita

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021