Institut Teknologi dan Bisnis (ITB) Stikom Bali mendorong mahasiswa menciptakan alat deteksi penderita COVID-19, sekaligus menjadi jalan merintis bisnis di tengah pandemi.
"Dalam situasi pandemi ini, cobalah ciptakan sebuah alat yang bisa taruh di jam tangan atau di saku, misalnya," kata Wakil Rektor III (Bidang Kerja Sama dan Inovasi) ITB Stikom Bali I Made Sarjana di Denpasar, Sabtu.
Dia mencontohkan dengan alat itu saat seseorang berdekatan dengan orang terpapar COVID-19, maka bisa langsung berbunyi sehingga bisa menghindarinya.
"Itu peluang bisnis besar," ujar dia saat memberikan sambutan pada pelantikan pengurus Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Kampus ITB Stikom Bali.
Baca juga: Telkom adakan InnoVillage untuk lahirkan "sociopreneur" muda
Sarjana memberi contoh sebuah alat yang dipasang di lobi ITB Stikom Bali.
"Begitu kita letakkan di tangan, cairan 'hand sanitizer' (penyanitasi tangan) keluar dan muncul angka suhu tubuh. Nah coba kalian bikin alat lain untuk deteksi orang COVID-19," ucapnya.
Menurut dia, era teknologi informasi dewasa ini telah banyak melahirkan banyak orang kaya dan hal itu bukan hal yang luar biasa.
"Sebagai mahasiswa IT kalau anda menjadi kaya, bukan hal yang luar biasa. Tetapi kalau anda hidup miskin, itulah yang luar biasa. Lihatlah orang kaya dewasa ini, kebanyakan pengusaha IT," ujarnya.
Oleh karena itu, kata dia, jika sampai ada mahasiswa yang telah menekuni teknologi informasi, lalu hidup miskin, sama artinya dengan gagal mengembangkan diri.
Mengenai pembentukan Hipmi di perguruan tinggi, kata Sarjana, hal itu sudah diwacanakan sejak lima tahun lalu, dan pada akhirnya baru terwujud sekarang.
Dia mengharapkan para pengurus Hipmi Kampus ITB Stikom Bali dapat memanfaatkan momentum ini untuk memulai sebuah bisnis rintisan.
Baca juga: Unud kembangkan jiwa kewirausahaan mahasiswa
Ketua Hipmi Kota Denpasar Dewa Gede Ngurah Wirayuda mengatakan Hipmi ITB Stikom Bali adalah Himpi kampus ke-11 dibentuk di Bali, terbanyak di Kota Denpasar.
"ITB Stikom Bali sangat kami idam-idamkan sejak dulu (untuk membentuk Hipmi kampus, red.). Ini merupakan gagasan dari ketua umum kami sebelumnya sejak tahun 2015," ucapnya.
Ketua Hipmi ITB Stikom Bali yang baru dilantik, Gede Hendri Mahardika Wicaksana, mengatakan sebagai organisasi maka langkah awal yang dia lakukan adalah membangun pondasi organisasi terlebih dahulu.
"Tujuan organisasi kami yakni mendukung ITB Stikom Bali dalam menciptakan 1.000 pengusaha muda. Namun tujuan itu untuk jangka panjang," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021
"Dalam situasi pandemi ini, cobalah ciptakan sebuah alat yang bisa taruh di jam tangan atau di saku, misalnya," kata Wakil Rektor III (Bidang Kerja Sama dan Inovasi) ITB Stikom Bali I Made Sarjana di Denpasar, Sabtu.
Dia mencontohkan dengan alat itu saat seseorang berdekatan dengan orang terpapar COVID-19, maka bisa langsung berbunyi sehingga bisa menghindarinya.
"Itu peluang bisnis besar," ujar dia saat memberikan sambutan pada pelantikan pengurus Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Kampus ITB Stikom Bali.
Baca juga: Telkom adakan InnoVillage untuk lahirkan "sociopreneur" muda
Sarjana memberi contoh sebuah alat yang dipasang di lobi ITB Stikom Bali.
"Begitu kita letakkan di tangan, cairan 'hand sanitizer' (penyanitasi tangan) keluar dan muncul angka suhu tubuh. Nah coba kalian bikin alat lain untuk deteksi orang COVID-19," ucapnya.
Menurut dia, era teknologi informasi dewasa ini telah banyak melahirkan banyak orang kaya dan hal itu bukan hal yang luar biasa.
"Sebagai mahasiswa IT kalau anda menjadi kaya, bukan hal yang luar biasa. Tetapi kalau anda hidup miskin, itulah yang luar biasa. Lihatlah orang kaya dewasa ini, kebanyakan pengusaha IT," ujarnya.
Oleh karena itu, kata dia, jika sampai ada mahasiswa yang telah menekuni teknologi informasi, lalu hidup miskin, sama artinya dengan gagal mengembangkan diri.
Mengenai pembentukan Hipmi di perguruan tinggi, kata Sarjana, hal itu sudah diwacanakan sejak lima tahun lalu, dan pada akhirnya baru terwujud sekarang.
Dia mengharapkan para pengurus Hipmi Kampus ITB Stikom Bali dapat memanfaatkan momentum ini untuk memulai sebuah bisnis rintisan.
Baca juga: Unud kembangkan jiwa kewirausahaan mahasiswa
Ketua Hipmi Kota Denpasar Dewa Gede Ngurah Wirayuda mengatakan Hipmi ITB Stikom Bali adalah Himpi kampus ke-11 dibentuk di Bali, terbanyak di Kota Denpasar.
"ITB Stikom Bali sangat kami idam-idamkan sejak dulu (untuk membentuk Hipmi kampus, red.). Ini merupakan gagasan dari ketua umum kami sebelumnya sejak tahun 2015," ucapnya.
Ketua Hipmi ITB Stikom Bali yang baru dilantik, Gede Hendri Mahardika Wicaksana, mengatakan sebagai organisasi maka langkah awal yang dia lakukan adalah membangun pondasi organisasi terlebih dahulu.
"Tujuan organisasi kami yakni mendukung ITB Stikom Bali dalam menciptakan 1.000 pengusaha muda. Namun tujuan itu untuk jangka panjang," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021